Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas Melanda Indonesia, Berikut 3 Gangguan Kesehatan yang Mesti Diwaspadai

Kompas.com - 05/05/2023, 13:57 WIB
ADW,
HTRMN

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Cuaca panas ekstrem tengah melanda berbagai wilayah di Indonesia beberapa waktu terakhir. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu panas ekstrem yang melanda Indonesia mencapai 37,5 derajat Celsius.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (28/4/2023), BMKG menyebut bahwa cuaca panas ekstrem disebabkan oleh dinamika atmosfer yang tidak biasa. Suhu panas yang terjadi pada April 2023 di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari.

Selain itu, penyebab lainnya adalah dominasi monsun Australia, peralihan dari musim penghujan ke kemarau, dan intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.

Baca juga: Cuaca di Semarang Semakin Panas, Warga: Kalau Siang Keluar, Kepala Terasa Mendidih

Kondisi cuaca panas ekstrem tersebut membuat tubuh lebih rentan terserang berbagai gangguan kesehatan. Ini karena kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat akibat terpapar cuaca panas dalam jangka waktu yang lama.

Berikut Kompas.com telah merangkum tiga gangguan kesehatan yang harus diwaspadai di tengah cuaca panas.

1. Dehidrasi

Dehidrasi menjadi salah satu gangguan kesehatan yang rentan dialami di tengah cuaca panas. Kondisi kekurangan cairan pada tubuh ini pun berisiko memicu berbagai masalah kesehatan lain, seperti gangguan saluran pencernaan dan ginjal, sembelit, kejang, syok hipovolemik, dan heatstroke.

Adapun tubuh yang mengalami dehidrasi ditandai dengan beberapa gejala umum, seperti rasa haus berlebihan, sakit kepala, penurunan frekuensi buang air kecil, perubahan warna urine menjadi kuning pekat, serta kelelahan dan kurang energi.

2. Demam tinggi

Saat tubuh terpapar cuaca panas terik dalam waktu yang lama, hawa panas yang masuk ke dalam tubuh juga akan semakin banyak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang mengakibatkan demam tinggi.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Sunburn Saat Cuaca Panas

Apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani, gangguan kesehatan yang berbahaya bagi tubuh bisa saja terjadi, seperti merusak otak dan berbagai organ vital tubuh.

3. Sakit kepala sebelah

Paparan sinar matahari terik juga dapat memicu sakit kepala sebelah atau biasa disebut migrain. Dilansir dari Halodoc, Rabu (11/12/2019), migrain akibat cuaca panas merupakan bentuk respons tubuh terhadap kondisi dehidrasi yang dialami.

Selain itu, migrain akibat cuaca panas juga bisa disebabkan pembuluh darah yang menyempit. Saat kondisi ini terjadi, sirkulasi darah menjadi terhambat sehingga mengakibatkan nyeri di kepala.

Baca juga: Kenapa Cuaca Panas Bikin Sakit Kepala?

Itu tadi tiga gangguan kesehatan yang berpotensi menyerang tubuh akibat cuaca panas ekstrem. Agar kesehatan tubuh selalu terjaga, penting untuk selalu melindungi diri dari paparan sinar matahari langsung dan berdurasi lama.

Pastikan pula untuk selalu mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang dan terhidrasi dengan baik. Selain itu, jangan lupa untuk menggunakan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Swasta
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau