Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan

Kompas.com, 9 Juli 2025, 09:40 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya perlindungan laut dan pengelolaan perikanan berkelanjutan di Indonesia mendapat dukungan dari hasil eksplorasi laut dalam yang dilakukan oleh tim peneliti dari OceanX, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Konservasi Indonesia (KI).

Eksplorasi ini dilaksanakan sepanjang tahun 2024 dalam program Indonesia OceanX Mission diharapkan dapat mendukung target nasional pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (Marine Protected Area/MPA).

Rian Prasetia, peneliti dari KI sekaligus Senior Manager Blue Halo S, menjelaskan bahwa tim KI sedang mendalami hasil riset dari Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang mencakup Samudera Hindia bagian barat Sumatra dan Selat Sunda. Dalam eksplorasi Leg-2 dan Leg-3, tim meneliti total 35 lokasi: 26 titik pada Leg-2 dan 9 titik pada Leg-3.

Penelitian dilakukan menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV), yakni kendaraan bawah laut tanpa awak yang dikendalikan dari permukaan melalui kabel atau serat optik.

Dengan alat ini, peneliti menjelajah laut dalam pada kedalaman 60 hingga 5.000 meter, melintasi zona mesofotik (cahaya redup), mesopelagik (zona senja), hingga batipelagik (gelap total), dengan total jarak tempuh 26,25 kilometer.

“Fokusnya adalah memetakan komunitas bentik dan nekton, termasuk ikan laut dalam yang hingga kini masih minim data,” ujar Rian dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025).

Baca juga: Kolaborasi Antar-Organisasi Dibentuk untuk Efektifkan Konservasi Laut

Data dikumpulkan dari ribuan jam rekaman bawah laut dan kini sedang dianalisis secara taksonomi, proses yang memerlukan waktu cukup panjang. Namun, temuan awal menunjukkan potensi ekologi dan perikanan yang penting di beberapa lokasi eksplorasi.

“Dari 35 lokasi yang kami teliti, sembilan di antaranya punya kelimpahan tinggi. Menariknya, semua berada di kedalaman menengah mesopelagik sekitar 150–1.000 meter,” jelas Rian.

Lokasi dengan kelimpahan tinggi tersebut berada di sekitar selatan perairan Nias, Pulau Siberut, hingga daratan Sumatra. Tim juga mencatat keberadaan teripang dalam jumlah sangat melimpah, serta kemunculan fauna laut dalam seperti pari dan hiu pada kedalaman 1.000 hingga 5.000 meter.

Rian berharap, temuan-temuan ini dapat menjadi dasar ilmiah bagi kebijakan perikanan dan pembentukan kawasan konservasi baru, sehingga pengelolaan laut Indonesia bisa lebih adaptif dan berbasis keanekaragaman hayati.

Dari sisi kebijakan, Victor Nikijuluw, penasihat senior program laut di Konservasi Indonesia, menjelaskan bahwa hasil riset ini ditargetkan menghasilkan tiga keluaran utama untuk memperkuat sistem pengelolaan perikanan nasional.

Baca juga: Konservasi Laut Jadi Strategi KKP Hadapi Ancaman Krisis Pangan

“Pertama, publikasi ilmiah berupa scientific paper untuk memperkuat pengetahuan di sektor perikanan,” kata Victor.

Kedua, penyusunan dokumen kebijakan seperti policy paper dan policy brief yang dapat digunakan langsung oleh pemerintah, terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam pengambilan keputusan.

“Ketiga, hasil penelitian ini juga akan disusun sebagai informasi ilmiah pendukung bagi target Indonesia dalam visi MPA 30x45,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa pertemuan antara peneliti OceanX, BRIN, dan KI merupakan bagian dari proses menyusun rekomendasi berbasis data untuk memperkuat kebijakan nasional.

Salah satu langkah yang telah dicapai adalah penyusunan draf Reviu Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) untuk WPP 572 yang sudah diserahkan kepada Menteri KKP dua bulan lalu.

“Namun, pelaksanaan RPP ini masih butuh data yang lebih lengkap, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Dengan dukungan data dan kajian ilmiah yang kuat, pengelolaan perikanan nasional bisa menjadi lebih adaptif, terukur, dan berkelanjutan,” ujar Victor.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau