KOMPAS.com - Biomassa adalah salah satu sumber energi baru terbarukan (EBT) yang ditarget dapat berkontribusi cukup signifikan dalam bauran EBT nasional.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, biomassa dalam target bauran EBT nasional diharapkan dapat mencapai 10,2 juta ton.
Akan tetapi, hingga 2022 capaian biomassa baru 0,6 juta ton. Berkaca pada capaian ini, pemanfaatan biomassa perlu didorong.
Baca juga: Mengenai Biomassa, Pilihan Energi Terbarukan
Potensi biomassa yang bisa digunakan bisa berasal dari hutan energi, limbah pertanian atau perkebunan, limbah industri, dan sampah rumah tangga.
"Masyarakat dapat turut berpartisipasi membuat energi dari potensi biomassa dan berkontribusi terhadap perubahan iklim. Sebab, semua bisa menanamnya," terang Satya dalam talkshow Sahabat Diskusi bertajuk Biomassa: Buangan yang Menjadi Harapan yang digelar oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Salah satu pemanfaatan biomassa adalah untuk pembangkit tenaga listrik.
Baca juga: Kembangkan Energi Terbarukan, PLN Gandeng Masyarakat Gunungkidul Tanam Pohon Sumber Biomassa
Selain untuk ketenagalistrikan, pemanfaatan biomassa dapat dilakukan di berbagai industri seperti kimia, petrokimia, makanan dan minuman, tembakau, kertas, mesin, pertambangan dan ekstrasi, konstruksi, tekstil, kulit, transportasi, kayu, besi, semen, metal, pupuk, hingga keramik.
Dilansir dari situs web DEN, Sabtu (6/5/2023) biomassa juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi tungku biomassa untuk sektor rumah tangga dan UKM.
Selain itu, biomassa juga bisa dipakai sebagai pengganti batu bara untuk energi di sektor industri yang membutuhkan proses pemanasan atau pembakaran serta teknologi liquifikasi untuk pengganti bahan bakar minyak (BBM).
Baca juga: Perhutani Perkuat Bisnis Biomassa dan NBS
Di samping itu, limbah biomasaa juga bisa dipakai sebagai sumber energi bagi industri agribisnis.
Pemanfaatan biomassa juga memiliki sejumlah manfaat salah satunya adalah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
Pemannfaatan Biomassa juga dapat melindungi dan menjaga lingkungan, serta meningkatkan manfaat sosial – ekonomi.
Meski demikian, Satya menuturkan bahwa tantangan yang dihadapi biomassa saat ini adalah harganya yang lebih mahal dibandingkan energi lain seperti BBM.
Baca juga: Guru Besar UGM: Ini Alasan 52 PLTU Harusnya Gunakan Bahan Bakar Biomassa
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya