Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Jadi Aspal, Sampah Plastik Pun Bisa Diolah Membentuk Beton

Kompas.com - 29/05/2023, 21:48 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Designboom

JAKARTA, KOMPAS.com – Penggunaan sampah plastik sebagai bahan campuran aspal semakin meluas. Hal ini menyusul pengembangan dan penerapan teknologi aspal plastik campuran yang dilakukan Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR pada 2017 lalu.

Teknologi aspal plastik sendiri merupakan campuran beraspal yang mengandung cacahan kantong plastik atau low density polyethylene (LDPE).

Campuran beraspal yang dihasilkan memiliki sifat tahan terhadap deformasi dan lebih baik dalam ketahanan lelah (fatique) terhadap retak.

Berdasarkan hasil uji laboratorium tahun 2017 oleh Pusat Litbang Jalan Kementerian PUPR, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar.

Baca juga: 7 Tip Mengurangi Sampah Plastik dari Diri Sendiri

Penggunaan limbah plastik juga sama sekali tidak mengurangi kualitas jalan, bahkan justru bisa menambah kerekatan jalan.

Saat dihampar sebagai aspal panas, ketika diukur suhunya yaitu 150-180 derajat celcius, yang artinya plastik tidak terdegradasi dan masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat Celcius atau suhu dimana plastik mengeluarkan racun.

Namun lebih dari itu, yang terpenting adalah dapat mengurangi limbah plastik yang menurut catatan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, sampah plastik sebanyak 18,55 persen dari total timbunan sampah 19,45 juta ton.

Kementerian PUPR telah menggunakan aspal plastik ini untuk pemeliharaan jalan. Komposisi limbah plastik sebagai bahan campuran aspal sebanyak 6 persen.

Baca juga: Pimpin Kampanye Daur Ulang, Danone Ingatkan Pengelolaan Sampah Plastik

Bisa dibayangkan, betapa signifikannya pengurangan sampah plastik, jika peningkatan kapasitas dan preservasi peningkatan struktur jalan nasional yang ditargetkan tahun 2023 ini sepanjang 3.538,36 kilometer, menggunakan aspal plastik.

Hitungannya begini, per kilometer membutuhkan 3 ton plastik, maka untuk merealisasikan peningkatan kapasitas dan preservasi jalan nasional sepanjang itu, dapat mereduksi sampah plastik hingga 10.615 ton.

Nah, selain sebagai bahan campuran untuk aspal, ternyata limbah plastik juga bisa dolah menjadi balok beton berkinerja tinggi.

ByBlock by ByFusionByFusion ByBlock by ByFusion
Adalah ByFusion, perusahaan ramah lingkungan yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, yang mengolah sampah plastik menjadi balok beton. Mereka menamai hasil inovasinya ini sebagai ByBlock.

Inovasi ini dilakukan dimulai dengan mengumpulkan sampah plastik. ByFusion bekerja sama dengan operasi pembersihan laut untuk mengumpulkan limbah buangan yang berakhir di laut.

Perusahaan yang baru didirikan pada tahun 2017 tersebut bertindak sebagai mitra lepas landas untuk Project Kaisei.

Ini merupakan organisasi non-profit pembersih laut, dan mengangkut lebih dari 100 ton limbah dari great pacific garbage patch, Samudera Pasifik.

Baca juga: Yuk, Kreasikan Sampah Plastik di Rumah Menjadi 4 Barang Berikut

Langkah selanjutnya adalah mereka mencacah sampah plastik menjadi potongan-potongan kecil yang kemudian dipanaskan menggunakan mesin berbasis uap yang telah dipatenkan oleh ByFusion.

Kemudian, cacahan sampah tersebut dilebur menjadi balok berukuran 40 sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan berat masing-masing 10 kilogram.

Uniknya, metode ini tidak memerlukan bahan kimia dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang 41 persen lebih sedikit dari pembuatan balok beton biasanya.

Sementara untuk kualitas, ByBlock diklaim tahan retak atau hancur. Ini bisa digunakan untuk membangun dinding penahan, dinding suara, gudang, terasering dan lansekap.

Untuk memberikan dampak positif kepada lingkungan dengan jangkauan yang lebih luas, ByFusion juga mengolah limbah perusahaan, pemerintah, kota dan perusahaan.

Baca juga: Emirates Daur Ulang Lebih dari 500.000 Kilogram Plastik Sepanjang 2022

Tujuannya adalah untuk bisa bermitra dan melisensikan mesin pembuat ByBlock mereka.

Pihak ByFusion juga mengeklaim bahwa inovasi mereka selain mampu mengurangi penumpukan sampah, juga  menciptakan lapangan kerja, meningkatkan infrastruktur dan merevitalisasi lingkungan.

ByFusion berharap mampu mendaur ulang sebanyak 100 juta ton sampah plastik, baik yang dapat didaur ulang maupun tidak dapat didaur ulang pada tahun 2030.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau