KOMPAS.com – Sampah plastik adalah salah satu masalah yang saat ini kondisinya sangat akut di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Sampah plastik sangat mencemari lingkungan. Bukan hanya di daratan, sampah plastik bisa terbawa aliran sungai dan akhirnya berakhir ke laut yang akhirnya mencemari samudera.
Dilansir dari WWF, sekitar delapan juta ton sampah plastik berakhir di lautan setiap harinya dan tak bisa terurai. Sampah plastik tersebut membunuh dan merusak kehidupan laut serta mencemari lautan.
Baca juga: Mengolah Sampah Organik Jadi Biogas
Di Indonesia, menurut data yang dikumpulkan di 171 Kabupaten atau kota pada 2022 dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), ada 20,266 juta tumpukan sampah setiap tahunnya.
Dari jumlah tersebut, 18,6 persennya atau sekitar 3 juta ton adalah sampah plastik. Dan sektor rumah tangga kontributor terbesarnya dengan 39,3 persen.
Itu berarti, sampah yang dihasilkan individu bila digabungkan lebih besar daripada sektor mana pun. Untuk itu, perlu kesadaran dari diri sendiri untuk menekan sampah, terutama sampah plastik.
Salah satu cara menekan keluaran sampah adalah mengurangi penggunaan sampah plastik. Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara mengurangi sampah plastik dari diri sendiri.
Baca juga: Cara Mengolah Sampah Organik dengan Biopori, Lubang Penangkal Banjir, Panen Kompos Tanpa Ribet
Botol plastik untuk air minum adalah salah satu sumber sampah plastik yang paling sering dijumpai. Di lautan, kehadiran botol plastik sangat mengganggu kehidupan di sana.
Salah satu caranya adalah mengurangi konsumsi air minum dengan botol sekali pakai. Sebagai gantinya, bawa botol minum sendiri dan diisi ulang di tempat yang memungkinkan.
Setiap berbelanja memang cara paling praktis membungkus barang yang dibeli adalah meminta tas plastik dari penjualnya. Tapi tahukah Anda bila sampah tas plastik ini juga banyak dijumpai di tempat sampah dan pembuangan akhir?
Salah satu caranya adalah menghidari tas plastik dan membawa tas belanjaan sendiri dari rumah. Bahannya bisa berbagai macam mulai dari katun hingga goni.
Sedotan plastik membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk terurai. Kondisi ini menambah masalah sampah plastik yang semakin meningkat.
Sebagai gantinya, bawa sedotan besi yang bisa digunakan berulang kali atau bisa juga dengan tidak menggunakan sedotan ketiga memeasn minuman di luar.
Baca juga: 4 Tips Mengolah Sampah dari Rumah, Bisa Dijadikan Gas untuk Masak
Audit sampah adalah mendata dan melacak sampah apa yang sering Anda buang. Seringkali, kita membuang barang begitu saja.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya