Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Visi Indonesia Emas 2045 yakni negara Nusantara berdaulat, maju, dan berkelanjutan, akan terwujud melalui kemajuan industri yang selaras dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dalam Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia menetapkan sejumlah industri prioritas.

Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan industri dan ekonomi, terutama mewujudkan Indonesia menjadi high-income country dalam kurun waktu 15-17 tahun ke depan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menuturkan, gross national income per kapita Indonesia perlu dinaikkan hingga 30.300 dollar AS agar menjadi negara maju.

Baca juga: Luhut: Terlalu Sering Berwacana, Dekarbonisasi Sulit Tercapai

RPJPN 2025-2045 pun menetapkan lima kelompok industri prioritas yang terungkap dalam Focus Group Discussion “Indonesia Maju, Masyarakat Sejahtera” yang digelar Kementerian PPN/Bappenas dan Harian Kompas, Senin (5/6/2023).

Pertama, industri berbasis sumber daya alam, meliputi industri berbasis agro (pertanian, perkebunan, kehutanan), industri berbasis hilirisasi tambang, serta industri berbasis sumber daya laut.

Kedua, industri dasar, mencakup industri kimia dasar dan industri logam.

Ketiga, industri berteknologi menengah-tinggi, termasuk industri perkapalan, industri kedirgantaraan, industri otomotif dan alat angkut, industri pertahanan, industri alat kesehatan, industri produk kimia dan farmasi, industri mesin dan perlengkapan, dan industri elektronik.

Keempat, industri barang konsumsi berkelanjutan, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alas kaki.

Baca juga: Jadi Acuan Standar Agenda Strategis, RPPLH 2025-2055 Disusun

Kelima, industri berbasis inovasi dan riset, yaitu industri berbasis bio dan bioteknologi.

Industrialisasi dilaksanakan sesuai karakteristik wilayah, terbagi menjadi tujuh koridor ekonomi, yakni Koridor Ekonomi Sumatera: industri berbasis SDA dan hub ekonomi biru barat Indonesia.

Kemudian Koridor Ekonomi Jawa: industri berbasis inovasi, riset dan teknologi; Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara: pintu gerbang pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara.

Selanjutnya Koridor Ekonomi Kalimantan: superhub ekonomi Nusantara; Koridor Ekonomi Sulawesi: penunjang ekonomi IKN dan industri berbasis SDA; Koridor Ekonomi Maluku: hub ekonomi biru timur Indonesia; serta Koridor Ekonomi Papua: industri kimia dasar dan agro.

“Ada comparative advantage, juga ada competitive advantage yang menyertainya, pusat industri merata, sesuai potensi dan kekuatannya,” tuntas Suharso.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

LSM/Figur
BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

LSM/Figur
Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Swasta
Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

LSM/Figur
Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

LSM/Figur
DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

Swasta
BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BUMN
AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

LSM/Figur
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Pemerintah
Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Pemerintah
Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau