Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kunjungi Pusat Pertanian Hidroponik Modern Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 08/06/2023, 09:00 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin mengawali kunjungan kerjanya ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan meninjau areal pertanian hidroponik modern Batamindo Green Farm di Southlink Tiban, Batam, Rabu (7/6/2023).

Ma'ruf meninjau proses produksi sejumlah komoditas hasil pertanian yang dikembangkan dengan sistem hidroponik modern sehingga menghasilkan sayuran berkualitas tinggi dan baik.

Ma'ruf juga berkesempatan melakukan pemanenan sayuran sawi. Selain sawi, terdapat juga berbagai sayur lainnya seperti kailan, cabai, timun, tomat, selada, bayam dan juga pokcoi.

"Ternyata Indonesia memiliki pertanian modern yang berada di Batam, Kepri dan bisa melakukan ekspor sayur mayur kualitas tinggi hasil pertanian modern, yang diperuntukan untuk ekspor ke negara tetangga, Singapura," kata Ma'ruf, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Petrokimia Gresik Tebar 100 Drone, Siapkan Pertanian Berkelanjutan

Menurut dia, keberadaan Batamindo Green Farm akan bisa mewujudkan ketahanan pangan. Hal ini karena sayuran segar yang dihasilkan berkualitas, ramah lingkungan, dan harganya murah.

Di sisi lain, operasional Batamindo Green Farm yang punya nama lain PT Singapura Segar Sayur Hijau ini juga menambah dan membuka lapangan kerja baru.

Sebagai informasi, Batamindo Green Farm tersebar di dua lokasi, yakni Batam, Kepulauan Riau seluas 50 hektar, dan Cikampek, Jawa Barat, seluas 150 hektar. Volume produksi masing-masing untuk Batam sekitar 5.700 mt dan Cikampek 22.300 mt.

Di dua lokasi ini terdapat 534 orang tenaga kerja. Terdiri dari bagian panen sebanyak 218 orang, tenaga produksi 188 orang, petani internal 108 orang dan petani binaan 20 orang.

Masih menurut Ma'ruf Amin, hasil sayuran segar produksi Batamindo Green Farm tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional semata, tapi juga didistribusikan untuk pasar lokal.

Baca juga: SwissCham Ingatkan Pentingnya Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Dengan komposisi untuk kebutuhan pasar ekspor mencapai 80 persen, dan sisanya 20 persen untuk memenuhi pasar lokal atau domestik.

"Yang lebih membanggakan, Batamindo Green Farm juga memiliki jaringan pasar-pasar modern, baik itu minimarket ataupun supermarket yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena seluruh produksi yang dihasilkan dari sini, memang telah siap terserap dan memenuhi berbagai kebutuhan pasar," papar Ma'ruf.

Terakhir Ma'ruf Amin meminta kepada Gubernur Kepri Ansar Ahmad, untuk senantiasa mencermati berbagai potensi yang diperlukan untuk pangsa pasar internasional, Singapura khususnya.

"Selanjutnya, kita bisa menangkap peluang, yang bisa dan sangat mudah dikembangkan. Selain sayuran yang sudah kita lakukan, kita juga bisa membuka produksi lain seperti kebutuhan daging-dagingan misalnya. Apalagi pasar Singapura masih sangat terbuka luas, dan ini harus bisa dimanfaatkan oleh Kepri," pungkas Ma'ruf.

Selama melakukan kunjungan, Ma'ruf juga mendapatkan penjelasan mengenai proses produksi yang dilakukan dari mulai menanam hingga masa panen.

Baca juga: Kementerian ATR/BPN Dukung Pengembangan Kota Pertanian

Untuk diketahui Batamindo Green Farm adalah area tanam hidroponik modern terbesar di Indonesia yang dikembangkan untuk menghasilkan sayuran berkualitas tinggi dengan memanfaatkan pertanian modern yang tepat dan canggih.

Batamindo Green Farm tidak hanya fokus pada sayuran berkualitas tinggi, tapi juga menjalankan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang akan terus menghasilkan produksi sayuran segar kualitas ekspor dan bernilai tinggi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau