BANGKA, KOMPAS.com - Pantai Koala di Desa Air Anyir, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, merupakan destinasi wisata yang terus menggeliat seiring beroperasinya Jembatan Emas.
Jembatan Emas yang merupakan akronim dari Jembatan Eko Maulana Ali Suroso, mantan gubernur Kepulauan Bangka Belitung, menghubungkan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka.
Jembatan ikonik tersebut menggunakan sistem hidrolik sehingga bisa dibuka dan ditutup pada bagian tengahnya.
Nah, seiring menggeliatnya aktivitas pariwisata di Pantai Koala, berbagai dampak lingkungan mulai terlihat. Salah satunya berupa sampah plastik yang berserakan di sepanjang garis pantai.
Sampah-sampah itu diduga tidak hanya dari para pengunjung yang lalai menjaga lingkungan, tapi juga dari abrasi yang kemudian mengendap di pasir pantai.
Baca juga: Super Indo Patok Sampah Plastik Rp 2.500 hingga Rp 5.000 Per Kilogram
Hal itulah yang menarik perhatian para relawan untuk ambil bagian dalam aksi bersih Pantai Koala, Sabtu (10/6/2023).
Aksi bersih yang diusung Employee Volunteering Program (EVP) PLN Bangka Belitung, bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia atau World Environment Day yang jatuh pada 5 Juni 2023.
Puluhan kantong sampah berhasil dikumpulkan dari Pantai Koala. Sampah tersebut bakal dipilah lagi sesuai jenisnya, organik atau sampah plastik.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang mengirim satu unit truk kebersihan untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah dikumpulkan para relawan dan diantar ke tempat Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Plant di TPA Parit Enam Kota Pangkalpinang.
Baca juga: Agincourt Resources Tingkatkan Daur Ulang Sampah Plastik 64 Persen
"Sampah-sampah yang sudah dikumpulkan ini nantinya akan dipilah antara sampah plastik maupun organik, yang kemudian akan diolah menjadi woodchips sebagai campuran bahan bakar PLTU kita," kata General Manajer PLN UIW Babel Mohammad Munief Budiman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bangka Belitung Fery Aprianto mengapresiasi kegiatan bersih pantai yang dilakukan PLN secara serentak di seluruh Indonesia.
Sampah plastik menjadi problem bersama, karena berdasarkan data yang ada rata-rata yang ditemukan sudah ada dalam bentuk mikro plastik yang memang yang sudah terurai dalam waktu yang cukup lama, yaitu 5 hingga 10 tahun.
"Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi, mudah-mudahan apa yang akan kita jaga ini, akan kembali memberikan manfaat bagi kita," ungkap Fery.
Baca juga: Tingkatkan Kesadaran Pengelolaan Sampah, SBI Gelar Aksi Sesama
Selain melaksanakan bersih-bersih pantai, PLN Babel juga memberikan bantuan kepada Pokdarwis setempat berupa tong sampah sebanyak 40 buah, gerobak Arko 25 buah dan sapu 100 buah.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Bangka H Muhtar mengatakan, Pantai Koala memang perlu perhatian agar semakin bersih dan menjadi pusat masyarakat untuk berwisata.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya