Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UNJ Perkuat "Ecoliteracy" di Pulau Tidung lewat Pengabdian kepada Masyarakat

Kompas.com, 17 Juni 2023, 09:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Isu ecoliteracy mulai menjadi perhatian serius bagi pemerintah, akademisi, praktisi, maupun aktivis lingkungan hidup.

Taraf ecoliteracy merupakan sebuah capaian di mana seseorang yang sudah sangat menyadari betapa pentingnya lingkungan hidup, pentingnya menjaga dan merawat bumi, ekosistem, alam sebagai tempat tinggal dan berkembangnya kehidupan.

Masih rendahnya ecoliteracy di masyarakat mendorong akademisi dan praktisi melakukan kolaborasi pada tingkat lokal, nasional dan internasional untuk memperkuat ecoliteracy bagi siswa dan guru melalui Kurikulum Merdeka dengan integrasi transformasi hijau.

Guru Besar Prodi S3 Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Nadiroh yang juga Ketua Tim Pemberdayaan kepada Masyarakat (PPM) bersama tim untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.

PPM Pascasarjana UNJ mengangkat tajuk "Transformasi Green Melalui Penguatan Ecoliteracy pada Siswa dan Guru-Guru SMP di Wilayah Pesisir Pantai Kepulauan Seribu" dan dilaksanakan 12 Juni 2023 secara hibrid. 

Prof. Nadiroh menyampaikan, transformasi hijau membutuhkan komitmen antara keluarga, guru, sekolah dan masyarakat dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan projek lingkungan yang dilakukan secara gotong royong dalam mendesain produk ramah lingkungan.

Sementara itu, Dewi Rahmawaty anggota tim PPM menyampaikan materi mengenai Desain Produk Green Economy kepada masyarakat di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.

Untuk memperkuat materi berbasis best practice, pada kegiatan PPM ini juga disampaikan pengalaman penerapan Ecoliteracy di Kota Kitakyushu, Jepang.

Pada materi ini, Indriyani Rachman dari Faculty of Environmental Engineering The University Of Kitakyushu Jepang menjelaskan, materi implementasi SDGs pada Pendidikan Lingkungan di Kota Kitakyushu.

Baca juga: Guru Besar IPB Tegaskan Pengelolaan Sedimentasi Harus Bermanfaat bagi Ekologi, Sosial, dan Ekonomi

Para guru di sana lebih tegas menerapkan proyek menjaga kualitas lingkungan dan orangtua juga turut sangat mendukung program sekolah yang diinisiasi oleh sekolah. Hal inilah yang membuat Kota Kitakyushu sangat indah dan bersih.

"Hal ini karena kebiasaan menjaga kebersihan lingkungannya yang sudah mendarah daging bagi masyarakat," papar Indriyani Rachman.

"Semoga pengalaman di Kota Kitakyushu dapat ditularkan dan diimplementasikan pada warga sekolah SMP Negeri 241 Pulau Tidung dan warga masyarakat di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu DKI Jakarta," harap Indriyani Rachman.

Materi lain disampaikan Kolonel Arh. Alton Endarwanto Hadi Susanto dari Lemhanas dengan materi "Kepemimpinan Transformasi dalam memperkuat Ecoliteracy", yang juga sebagai mahasiswa Program Studi Doktor PKLH Pascasarjana UNJ.

Heri Susanto selaku Anggota Ombudsman RI juga menyampaikan materi lain dengan tema "Pengembangan Ecoedutourisme sebagai Inovasi Pendidikan Lingkungan Dalam Perspective Pelayanan Publik".

Selanjutnya Shahibah Yuliani, dosen PIPS, Fakultas Ilmu Sosial UNJ , yang juga Fasilitator Nasional Sekolah Penggerak menyampaikan materi "Transformasi Green melalui Penguatan Ecoliteracy pada Kurikulum Merdeka" untuk mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) terintegrasi pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, IPS, dan mata pelajaran lain yang relevan.

Kegiatan PPM ini mendapat diapresiasi Muhammad Ishaq, Kepala Sekolah SMP Negeri 241 Pulau Tidung Kepulauan Seribu DKI Jakarta.

Baca juga: Kenapa Hutan Mangrove Sangat Penting bagi Ekologi?

Ia mengatakan pihaknya mewakili masyarakat, guru, dan siswa sangat senang sekali atas materi yang disampaikan.

"Semoga setelah kegiatan ini ada perubahan yang lebih baik lagi dalam pengelolaan lingkungan disini, sehingga menghasilkan nilai yang bermanfaat bagi bersama," ungkap Muhammad Ishaq.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau