KOMPAS.com - Sanitasi yang layak dan aman berpengaruh besar terhadap penurunan angka stunting bayi di bawah lima tahun (balita).
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) YB Satya Sananugraha mengatakan, akses terhadap sanitasi aman merupakan prioritas nasional.
Sanitasi yang layak dan aman juga erat kaitannya dengan pembangunan lainnya seperti kesehatan, kemiskinan, dan pembangunan manusia.
Baca juga: Jerremy dan Aksi The Spring Membangun Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak
Satya menuturkan, 73 persen kejadian diare disebabkan ketersediaan kualitas air minum rendah, kelayakan sanitasi, dan higienitas.
"Disampaikan juga 15 persen kejadian stunting disebabkan diare pada anak, rendahnya kualitas air minum, dan sanitasi aman," kata Satya dalam acara pembukaan City Sanitation Summit (CSS) XXI 2023 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023).
Dia menambahkan, berdasarkan studi dilakukan pada sebuah populasi, 21,58 persen balita stunting yang tinggal di pedesaan dapat dicegah dengan menyediakan akses air minum dan sanitasi lebih baik untuk mencegah terjadinya infeksi berulang.
Namun,saat ini Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan percepatan penyediaan air minum dan sanitasi, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Sejarah Toilet dan Sanitasi Layak: Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu
Berbagai tantangan tersebut antara lain luasnya kawasan pemukiman kumuh, perlunya semua pemerintah daerah (pemda) mempunyai komitmen tinggi, serta terbatasnya akses pendanaan.
Berdasarkan data 2022, menurutnya, tingkat sanitasi layak baru mencapai 80,9 persen dan sanitasi aman baru mencapai 10,16 persen.
Sedangkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), ditargetkan sanitasi layak bisa mencapai 90 persen dan sanitasi aman bisa mencapai 15 persen pada 2030.
Maka dari itu, dia berharap komitmen kuat dari seluruh pihak dan seluruh pemangku kebijakan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat demi menciptakan air minum dan sanitasi yang layak.
Baca juga: Sanitasi Layak: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya
"Saya mengapresiasi kepada pemda yang sudah mencapai target 15 persen sanitasi aman, di antaranya Provinsi Kepulauan Riau, Banten, Bali, DIY, Aceh, dan DKI Jakarta," ujar Satya.
"Meskipun telah menunjukkan perbaikan capaian dari 2021, kita masih harus bekerja keras untuk dapat mewujudkan target sanitasi aman pada tahun 2030," sambungnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Kabupaten dan Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, kualitas hidup manusia salah satunya ditentukan oleh sebelum atau saat usia kehamilan hingga 1.000 hari pertama kehidupan.
Kualitas itu, kata dia, harus didorong oleh sanitasi yang aman untuk menghindari berbagai penyakit pada anak.
Baca juga: Mengenal Tujuan 6 SDGs: Air Bersih dan Sanitasi Layak
Saat ini, kata dia, tingkat stunting di Indonesia masih berada pada angka 22,6 persen. Sedangkan pada 2024, ditargetkan angka stunting bisa turun menjadi 14 persen berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.
"Akses sanitasi layak secara nasional itu baru mencapai 80,9 persen, dan capaian di daerah masih terjadi jarak yang tinggi," kata Ahmed Zaki yang juga Bupati Tangerang.
"Di mana sanitasi layak tertinggi itu sudah ada yang 100 persen, tapi angka terendah itu masih ada yang 4,4 persen atau di bawah 5 persen," sambungnya.
Baca juga: Capaian Sanitasi Layak di Indonesia, Yogyakarta Paling Atas, Papua Paling Buncit
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya