Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sanitasi yang layak dan aman berpengaruh besar terhadap penurunan angka stunting bayi di bawah lima tahun (balita).

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) YB Satya Sananugraha mengatakan, akses terhadap sanitasi aman merupakan prioritas nasional.

Sanitasi yang layak dan aman juga erat kaitannya dengan pembangunan lainnya seperti kesehatan, kemiskinan, dan pembangunan manusia.

Baca juga: Jerremy dan Aksi The Spring Membangun Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak

Satya menuturkan, 73 persen kejadian diare disebabkan ketersediaan kualitas air minum rendah, kelayakan sanitasi, dan higienitas.

"Disampaikan juga 15 persen kejadian stunting disebabkan diare pada anak, rendahnya kualitas air minum, dan sanitasi aman," kata Satya dalam acara pembukaan City Sanitation Summit (CSS) XXI 2023 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023).

Dia menambahkan, berdasarkan studi dilakukan pada sebuah populasi, 21,58 persen balita stunting yang tinggal di pedesaan dapat dicegah dengan menyediakan akses air minum dan sanitasi lebih baik untuk mencegah terjadinya infeksi berulang.

Namun,saat ini Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan percepatan penyediaan air minum dan sanitasi, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Sejarah Toilet dan Sanitasi Layak: Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu

Berbagai tantangan tersebut antara lain luasnya kawasan pemukiman kumuh, perlunya semua pemerintah daerah (pemda) mempunyai komitmen tinggi, serta terbatasnya akses pendanaan.

Berdasarkan data 2022, menurutnya, tingkat sanitasi layak baru mencapai 80,9 persen dan sanitasi aman baru mencapai 10,16 persen.

Sedangkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), ditargetkan sanitasi layak bisa mencapai 90 persen dan sanitasi aman bisa mencapai 15 persen pada 2030.

Maka dari itu, dia berharap komitmen kuat dari seluruh pihak dan seluruh pemangku kebijakan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat demi menciptakan air minum dan sanitasi yang layak.

Baca juga: Sanitasi Layak: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

"Saya mengapresiasi kepada pemda yang sudah mencapai target 15 persen sanitasi aman, di antaranya Provinsi Kepulauan Riau, Banten, Bali, DIY, Aceh, dan DKI Jakarta," ujar Satya.

"Meskipun telah menunjukkan perbaikan capaian dari 2021, kita masih harus bekerja keras untuk dapat mewujudkan target sanitasi aman pada tahun 2030," sambungnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Kabupaten dan Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, kualitas hidup manusia salah satunya ditentukan oleh sebelum atau saat usia kehamilan hingga 1.000 hari pertama kehidupan.

Kualitas itu, kata dia, harus didorong oleh sanitasi yang aman untuk menghindari berbagai penyakit pada anak.

Baca juga: Mengenal Tujuan 6 SDGs: Air Bersih dan Sanitasi Layak

Saat ini, kata dia, tingkat stunting di Indonesia masih berada pada angka 22,6 persen. Sedangkan pada 2024, ditargetkan angka stunting bisa turun menjadi 14 persen berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.

"Akses sanitasi layak secara nasional itu baru mencapai 80,9 persen, dan capaian di daerah masih terjadi jarak yang tinggi," kata Ahmed Zaki yang juga Bupati Tangerang.

"Di mana sanitasi layak tertinggi itu sudah ada yang 100 persen, tapi angka terendah itu masih ada yang 4,4 persen atau di bawah 5 persen," sambungnya.

Baca juga: Capaian Sanitasi Layak di Indonesia, Yogyakarta Paling Atas, Papua Paling Buncit

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2024 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

2024 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Gelombang Panas dan Kekeringan Sebabkan Kerugian Miliaran Dollar AS dalam Setahun

Gelombang Panas dan Kekeringan Sebabkan Kerugian Miliaran Dollar AS dalam Setahun

Pemerintah
Nusa Penida Menuju Pulau 100 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Nusa Penida Menuju Pulau 100 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Swasta
Pembangunan Berkelanjutan Harus Menyentuh Desa Terdepan Indonesia

Pembangunan Berkelanjutan Harus Menyentuh Desa Terdepan Indonesia

LSM/Figur
Jadi Penyumbang Emisi GRK Besar, Penerbangan Bakal Diatur Lebih Ketat

Jadi Penyumbang Emisi GRK Besar, Penerbangan Bakal Diatur Lebih Ketat

Pemerintah
Skema 'Power Wheeling' Dinilai Naikkan Tarif Dasar Listrik

Skema "Power Wheeling" Dinilai Naikkan Tarif Dasar Listrik

LSM/Figur
Belahan Bumi Utara Alami Musim Panas Terpanas Sepanjang Sejarah

Belahan Bumi Utara Alami Musim Panas Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Perubahan Iklim Sebabkan 400 Juta Siswa Terdampak Penutupan Sekolah

Perubahan Iklim Sebabkan 400 Juta Siswa Terdampak Penutupan Sekolah

Pemerintah
RPP Kebijakan Energi Nasional Disepakati Menteri ESDM dan DPR RI, Tunggu Pengesahan

RPP Kebijakan Energi Nasional Disepakati Menteri ESDM dan DPR RI, Tunggu Pengesahan

Pemerintah
Pemerintah Atur Cadangan Penyangga Energi, Dipakai saat Krisis dan Darurat

Pemerintah Atur Cadangan Penyangga Energi, Dipakai saat Krisis dan Darurat

Pemerintah
Lewat Hidrogen Hijau, Indonesia Bisa Hasilkan Energi Terbarukan 3.687 GW

Lewat Hidrogen Hijau, Indonesia Bisa Hasilkan Energi Terbarukan 3.687 GW

Pemerintah
Selain Pemerintah, Keterlibatan Swasta Penting Capai NZE

Selain Pemerintah, Keterlibatan Swasta Penting Capai NZE

Pemerintah
Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

LSM/Figur
Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Pemerintah
Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau