Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Penguatan Developer Lokal Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Baru

Kompas.com, 16 Juni 2023, 18:07 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, mengungkapkan tahun 2025 ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai nilai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 130 miliar (2.037 triliun rupiah) dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 19 persen.

Piter Abdullah menambahkan, “Dengan pertumbuhan yang signifikan, pengembangan aplikasi dapat menjadi penting dalam menutup kesenjangan digital di Indonesia dengan memberikan akses digital yang lebih luas, merata, dan inklusif kepada masyarakat yang belum terhubung secara digital, sehingga dapat merealisasikan ekosistem digital yang lebih inklusif.”

Realisasi ekosistem digital yang lebih inklusi dinilai penting mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia.

Namun, masih terdapat kesenjangan digital signifikan di Indonesia, di mana wilayah pedesaan dan daerah yang kurang terlayani masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah perkotaan dalam hal akses internet dan teknologi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan komitmen pemerintah untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif dan digital di Indonesia dengan mengurangi kesenjangan digital.

"Pemerintah senantiasa berkomitmen mendukung kemajuan ekonomi kreatif dan digital di Indonesia, di antaranya melalui upaya mengurangi kesenjangan digital dan meningkatkan daya saing SDM digital Indonesia," kata Airlangga dalam pertemuan dengan CEO TikTok Shou Zi Chew di Jakarta.

Pertumbuhan ekonomi baru

Lebih jauh Abdullah menegaskan, dalam transformasi digital ini, developer lokal memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan peluang kerja, dan mempercepat adopsi digital.

Baca juga: Di Singapura, Luhut Sampaikan 4 Agenda Indonesia Bangun Pertumbuhan Ekonomi secara Berkelanjutan

Abdullah menyebut Google Play sebagai contoh positif dalam memberdayakan developer lokal.

"Menurut studi Access Partnership pada tahun 2022, Google Play memberikan kontribusi signifikan bagi developer aplikasi Indonesia, menghasilkan pendapatan lebih dari IDR 1,5 triliun dan memperkenalkan lebih dari 42.000 aplikasi baru."

"Platform tersebut telah menciptakan peluang kerja sebanyak 162.000 dan memberikan kontribusi terhadap 8 juta pekerja lepas di Indonesia," ungkapnya.

Ia menambahkan, "data dari Access Partnership menunjukkan bahwa penyediaan ekosistem yang robust bagi para developer mampu mendukung pambangunan bisnis yang sukses."

Keberhasilan platform seperti Google Play menunjukkan potensi ekosistem digital dalam mengurangi kesenjangan digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dengan memberikan platform bagi developer lokal untuk mengembangkan bisnis mereka, melalui penciptaan aplikasi-inovatif, dan mencapai pangsa pengguna yang luas. Memberdayakan developer lokal juga merupakan kunci mengatasi kesenjangan digital dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Dengan memberikan akses pelatihan, sumber daya, dan pasar kepada mereka, kita dapat membantu mereka menciptakan aplikasi dan layanan inovatif yang relevan bagi semua orang.

Baca juga: Gubernur Sulsel Berharap MNEK 2023 di Makassar Pacu Pertumbuhan Ekonomi dan Wisata

Pemberdayaan developer lokal melalui teknologi dapat menciptakan perbedaan di Indonesia. Dengan terus mendukung developer lokal, Indonesia dapat menciptakan ekonomi digital yang inklusif dan makmur bagi semua orang.

"Dengan memperkuat ekosistem digital, mengurangi kesenjangan digital, dan memberikan peluang baru, Indonesia menuju masa depan digital yang adil dan sejahtera," tutup Abdullah.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sampah Campur Aduk, Biaya Operasional 'Waste to Energy' Membengkak
Sampah Campur Aduk, Biaya Operasional "Waste to Energy" Membengkak
LSM/Figur
Biaya Kelola Limbah Setara Beli Popok Baru, Padahal Fibernya Punya Banyak Potensi
Biaya Kelola Limbah Setara Beli Popok Baru, Padahal Fibernya Punya Banyak Potensi
LSM/Figur
Inovasi Jaring Bertenaga Surya, Kurangi Penyu yang Terjaring Tak Sengaja
Inovasi Jaring Bertenaga Surya, Kurangi Penyu yang Terjaring Tak Sengaja
Pemerintah
Kebijakan Iklim yang Sasar Gaya Hidup Bisa Kikis Kepedulian pada Lingkungan
Kebijakan Iklim yang Sasar Gaya Hidup Bisa Kikis Kepedulian pada Lingkungan
Pemerintah
 RI Belum Maksimalkan  Pemanfaatan Potensi Laut untuk Atasi Stunting
RI Belum Maksimalkan Pemanfaatan Potensi Laut untuk Atasi Stunting
LSM/Figur
Langkah Membumi Ecoground 2025, Gaya Hidup Sadar Lingkungan Bisa Dimulai dari Ruang Publik
Langkah Membumi Ecoground 2025, Gaya Hidup Sadar Lingkungan Bisa Dimulai dari Ruang Publik
Swasta
Target Swasembada Garam 2027, KKP Tetap Impor jika Produksi Tak Cukup
Target Swasembada Garam 2027, KKP Tetap Impor jika Produksi Tak Cukup
Pemerintah
Kebijakan Mitigasi Iklim di Indonesia DInilai Pinggirkan Peran Perempuan Akar Rumput
Kebijakan Mitigasi Iklim di Indonesia DInilai Pinggirkan Peran Perempuan Akar Rumput
LSM/Figur
KKP: 20 Juta Ton Sampah Masuk ke Laut, Sumber Utamanya dari Pesisir
KKP: 20 Juta Ton Sampah Masuk ke Laut, Sumber Utamanya dari Pesisir
Pemerintah
POPSI: Naiknya Pungutan Ekspor Sawit untuk B50 Bakal Gerus Pendapatan Petani
POPSI: Naiknya Pungutan Ekspor Sawit untuk B50 Bakal Gerus Pendapatan Petani
LSM/Figur
Suhu Global Tetap Tinggi, meski Siklus Alami Pemanasan El Nino Absen
Suhu Global Tetap Tinggi, meski Siklus Alami Pemanasan El Nino Absen
Pemerintah
Rantai Pasok Global Bisa Terganggu akibat Cuaca Ekstrem
Rantai Pasok Global Bisa Terganggu akibat Cuaca Ekstrem
Swasta
DLH Siapkan 3.395 Petugas Kebersihan, Angkut Sampah Saat Tahun Baru Jakarta
DLH Siapkan 3.395 Petugas Kebersihan, Angkut Sampah Saat Tahun Baru Jakarta
Pemerintah
Bupati Agam Beberkan Kondisi Pasca-Banjir Bandang
Bupati Agam Beberkan Kondisi Pasca-Banjir Bandang
Pemerintah
Banjir Sumatera Berpotensi Terulang Lagi akibat Kelemahan Tata Kelola
Banjir Sumatera Berpotensi Terulang Lagi akibat Kelemahan Tata Kelola
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau