Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Hijau Asal Indonesia Jadi Peluang Ekspor

Kompas.com - 24/06/2023, 07:00 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Produk hijau asal Indonesia menjadi peluang ekspor seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat global akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

"Masyarakat global juga kian peduli pada perubahan iklim," tutur Direktur Utama PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) Anggun Satriya Supanji dalam informasi terkininya, Jumat (23/6/2023).

Anggun membeberkan hasil studi The Sustainability Imperative Nielsen edisi 2015 yang melibatkan 30.000 konsumen di 60 negara.

Sebanyak 66 persen dari responden mengaku bersedia membayar lebih untuk membeli produk berkelanjutan atau green product.

"Berbasis studi ini, kami yakin produk hijau kami diminati pasar global dan menjadi perluasan peluang ekspor," tutur Anggun.

Baca juga: Klinko Ekspor Alat Kebersihan Berbahan Limbah Tekstil

KLIN merupakan pionir manufaktur alat kebersihan daur ulang di Indonesia yang memanfaatkan benang daur ulang hingga 90 persen bagi keseluruhan material produknya.

“Produk kami menggunakan material daur ulang limbah tekstil sebagai unsur utama yang memiliki daya serap tinggi sehingga mempercepat dan mempermudah kegiatan membersihkan rumah," ucap Anggun.

Hingga sekarang, KLIN melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan produk yang ramah lingkungan.

Dia menjelaskan, industri tekstil di Indonesia telah menghasilkan limbah hingga 2,3 juta ton.

Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 300.000 ton atau hanya sekitar 13 persen limbah tekstil yang dapat didaur ulang.

Diperkirakan pada 2030, limbah tekstil di Indonesia akan meningkat 68 persen menjadi 3,5 juta ton.

KLIN berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan angka daur ulang limbah tekstil di Indonesia.

Baca juga: Waspada, 7 dari 10 Sumber Air Rumah Tangga Tercemar Limbah

Saat ini KLIN mampu mengolah rata-rata 8 ton limbah tekstil per bulan.

Tahun ini, Perusahaan menargetkan olah limbah tekstil sebesar 100 ton dan diharapkan dapat terus meningkat setiap tahunnya.

Limbah tekstil yang digunakan oleh KLIN berasal dari pre-consumed waste atau limbah garmen dari konveksi berupa potongan kain perca sisa produksi.

Sebagai wujud nyata, KLIN terus berkomitmen meningkatkan jumlah volume daur ulang limbah tekstil dengan memperbanyak kerja sama dengan pabrik-pabrik penghasil limbah tekstil.

Produk unggulan KLIN yang banyak diminati oleh masyarakat adalah varian Mop Lily dan Keset Lucy.

Baca juga: Bagaimana Proses Pengolahan Air Limbah di Jakarta? Ini Caranya

Kedua varian tersebut hampir seluruhnya menggunakan bahan daur ulang limbah tekstil, tanpa pencelupan warna, memiliki daya serap tinggi terhadap air dan debu, mudah dibersihkan, memiliki varian warna yang menarik, tidak luntur, serta berstandar internasional.

KLIN yang berdiri sejak 2016 sampai sekarang merealisasikan Program Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Poin 12 tentang Responsible Consumption and Production.

Termutakhir, data dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menunjukkan KLIN mencatatkan penjualan sebesar Rp 3,5 miliar pada Januari-Mei 2023.

Angka ini meningkat 50 persen atau Rp 1,1 miliar dibanding periode yang sama pada 2022 (year-on-year).

Penjualan KLIN di pasar domestik mendapatkan dukungan di pasar ekspor yakni Italia, Singapura, Brasil, Yunani, Korea Selatan, Mauritius, Oman, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Selanjutnya KLIN berencana melakukan ekspor kembali ke negara-negara di Eropa.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
Pemerintah
PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
Pemerintah
TMD Lippo Land Dukung Generasi Sehat dan Cerdas lewat Bantuan Pendidikan untuk Siswa SD
TMD Lippo Land Dukung Generasi Sehat dan Cerdas lewat Bantuan Pendidikan untuk Siswa SD
Swasta
DLH Jakarta Pertimbangkan Sanksi Sosial ke Pembakar Sampah, Foto Pelaku Bakal Dipajang
DLH Jakarta Pertimbangkan Sanksi Sosial ke Pembakar Sampah, Foto Pelaku Bakal Dipajang
Pemerintah
Krisis Iklim bagi Gen Z Masih Soal Cuaca Ekstrem, Pelibatan Mereka Sekadar Formalitas
Krisis Iklim bagi Gen Z Masih Soal Cuaca Ekstrem, Pelibatan Mereka Sekadar Formalitas
LSM/Figur
IESR: SNDC Tak Hadirkan Terobosan, Cuma Perbarui Metode Hitung Emisi
IESR: SNDC Tak Hadirkan Terobosan, Cuma Perbarui Metode Hitung Emisi
LSM/Figur
Sisir Tambang Ilegal di Gunung Salak, Petugas Hancurkan 31 Tenda Biru
Sisir Tambang Ilegal di Gunung Salak, Petugas Hancurkan 31 Tenda Biru
Pemerintah
BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
Pemerintah
Bappenas Gelar Lomba Menulis, Dorong Perempuan Berani Bersuara
Bappenas Gelar Lomba Menulis, Dorong Perempuan Berani Bersuara
Pemerintah
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
LSM/Figur
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau