Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bahaya PLTU sebagai "Silent Killer" bagi Negara yang Luput dari Perhatian

Kompas.com - 18/07/2023, 17:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Institute for Essential Services Reform (IESR) Indonesia Fabby Tumiwa menyebutkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah "silent killer" yang seringkali luput dari perhatian Pemerintah maupun masyarakat.

Fabby melanjutkan, polusi udara dari adanya batu bara dapat menyebabkan kematian, serta beban ekonomi besar yang harus ditanggung seluruh masyarakat.

Hal ini disampaikan Fabby dalam Webinar and Report Launch Health Benefits of Just Energy Transition and Coal Phase-out in Indonesia, Selasa (17/7/2023).

Baca juga: Rencana Pensiun Dini PLTU Batu Bara Perlu Libatkan Pemerintah Daerah

"Pembakaran batu bara di PLTU menghasilkan berbagai polutan, partikel yang sangat kecil yang disebut partikulan meter 2,5 meter, sulfur oxide, nitrogen oxide, dan berbagai elemen beracun yang berdampak serius pada kesehatan," kata Fabby.

Fabby mengungkapkan, partikel dan gas-gas elemen yang beracun ini menyumbang pada polusi udara.

World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyatakan, polusi udara adalah salah satu risiko kesehatan utama bagi manusia yang berkolerasi dengan mobilitas dan mortalitas.

Ini termasuk di antaranya penyakit kanker, kardiovaskular, dan gangguan pernapasan.

Sebagai penyebab non-communicable disease (NCD) atau penyakit yang bukan disebabkan karena infeksi dan penularan maupun kematian dini pada bayi, polusi udara berkontribusi pada menurunnya produktivitas kerja.

Lebih dari itu, polusi udara juga berdampak pada peningkatan biaya kesehatan, menurunkan Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto, dan menyebabkan kota menjadi kurang layak huni. Sehingga, daya saing pun menurun.

"Nah, kita perlu melihat dampak dari ini semua dalam bentuk kerugian ekonomi. Berapa sih besarnya? Menurut Bank Dunia tahun 2019 lalu, polusi udara menyebabkan kerugian ekonomi sebesra 220 miliar dollar per tahun atau setara 6 persen GDP, itu untuk Indonesia. Jadi, Indonesia mengalami kerugian 220 miliar dollar per tahun," tegas Fabby.

Maka dari itu, kajian yang diluncurkan oleh IESR Indonesia bersama CREA menemukan bahwa pada tahun 2022, polusi udara di PLTU di Indonesia bertanggung jawab atas 10.000 kematian per tahun dan kerugian 7,4 miliar dollar AS atau setara Rp 110 triliun.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Pemerintah
BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

Pemerintah
Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

LSM/Figur
Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Pemerintah
Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau