Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangkit Listrik EBT Baru Naik 91 MW, Energi Fosil Bertambah 900 MW

Kompas.com, 24 Juli 2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mencapai 12.736,7 megawatt (MW) atau 12,736 gigawatt (GW) pada semester pertama 2023.

Dalam keterangan resminya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana pada Sabtu (22/7/2023) mengatakan bahwa kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT berkontribusi sekitar 15 persen dari total pembangkit listrik di Indonesia.

Keseluruhan pembangkit listrik EBT tersebut terdiri atas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 6.738,3 MW, PLT bioenergi 3.118,3 MW, PLT panas bumi (PLTP) 2.373,1 MW, PLT surya (PLTS) 322,6 MW, PLT bayu (PLTB) 154,3 MW, serta PLT gasifikasi batu bara 30,0 MW.

Baca juga: Optimalisasi EBT Dukung Ketahanan Energi Nasional

“Saat ini kapasitas pembangkit EBT sebesar 12,7 GW atau 15 persen dari total pembangkit sebesar 84,8 GW,” ucap Dadan.

Itu berarti, jumlah pembangkit listrik dari energi fosil seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan lain-lain pada semester pertama 2023 adalah sebesar 72,1 GW.

Pemerintah juga mendorong pemanfaatan biomassa sebagai campuran batu bara untuk bahan bakar PLTU batu bara.

“Target pada 2025 sebanyak 52 lokasi, dan saat ini telah diimplementasikan di 37 lokasi. Pemanfaatan biomassa telah mencapai 306 ribu ton dari target 1,08 juta ton tahun 2023,” ucap Dadan.

Baca juga: Pembangkit Listrik EBT 2060 Ditarget 700 GW, Capaian 2022 Masih 12,5 GW

Pemerintah menyebut akan memastikan implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030 supaya dapat beroperasi sesuai target.

Dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030, total pembangkit listrik EBT yang akan dibangun sebesar 20.923 MW.

Dari jumlah tersebut, yang telah beroperasi sebesar 737 MW, memasuki tahap konstruksi 5.259 MW, tahap pengadaan 976 MW, tahap rencana pengadaan 1.232 MW, tahap perencanaan 12.656 MW, serta proyek yang tidak dilanjutkan dan terminasi sebesar 64 MW.

Baca juga: Harga Keekonomian EBT Belum Kompetitif, Perlu Implementasi Nilai Karbon

Energi fosil naik lebih banyak

Bila dilihat lebih lanjut, capaian kapasitas pembangkit listrik EBT pada semester pertama 2023 hanya naik sedikit bila dibandingkan 2022.

Menurut Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022 yang dirilis Kementerian ESDM pada Mei 2023, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia pada tahun lalu jika dihitung sebesar 83.842,83 MW atau 83,842 MW.

Jumlah itu terdiri dari pembangkit listrik on-grid sebesar 79.863,19 MW dan pembangkit listrik off-grid 3.979,64 MW.

Total kapasitas pembangkit listrik EBT baik off-grid maupun on-grid pada 2022 menurut Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022 adalah sebesar 12.645,45 MW atau 12,645 GW.

Baca juga: Begini Strategi Pemerintah Percepat Pengembangan EBT

Itu sudah termasuk lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya sebesar 29,74 MW dan lampu hemat energi bertenaga surya 10,92 MW.

Bila dibandingkan, kapasitas pembangkit listrik EBT dari 2022 hingga semester pertama 2023 baru bertambah sekitar 91,25 MW. 

Persentase pembangkit listrik EBT pada 2022 juga masih 15,08 persen bila dibandingkan total kapasitas terpasang seluruh pembangkit.

Sementara itu, energi fosil pada 2022 menurut Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022 adalah sebesar 71.197,38 MW atau 71,197 GW.

Jika diperbandingkan lagi, ada lebih banyak penambahan kapasitas pembangkit listrik energi fosil yaitu sekitar 900 MW dari 2022 hingga semester pertama 2023.

Baca juga: Capaian EBT Indonesia Masih Kecil, Target 23 Persen pada 2025

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau