Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eratani Tegaskan Komitmen Perkuat Sektor Pertanian lewat "Agritech"

Kompas.com - 27/07/2023, 17:04 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Eratani, startup agritech Indonesia menegaskan komitmen memperkuat sektor pertanian Indonesia yang menjadi kontributor utama perekonomian negara, menyumbang 12,4 persen dari PDB pada tahun 2022.

Sektor ini juga dinilai mampu membuka lapangan kerja bagi lebih dari 40 juta orang. Namun, sektor ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk produktivitas yang rendah, rantai pasokan yang tidak efisien, dan akses pasar yang terbatas.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap solusi agritech di Indonesia semakin meningkat.

Perusahaan rintisan agritech menggunakan teknologi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pertanian, seperti dengan memberi petani akses ke data cuaca, saran pengelolaan tanaman, dan platform e-niaga.

Andrew Soeherman, CEO Eratani, melalui rilis resmi (27/7/2023) menekankan, misi mereka didorong oleh keyakinan bahwa teknologi dapat merevolusi industri pertanian dan menciptakan dampak sosial serta mengubah lanskap pertanian di Indonesia.

"Pendekatan komprehensif Eratani yang mencakup pembiayaan petani, manajemen rantai pasokan, distribusi komoditas, dan pembinaan pertanian, telah memberdayakan lebih dari
20.000 jaringan petani padi di lima provinsi Indonesia," ungkapnya.

Investor sektor agritech meningkat

Kepercayaan investor terhadap sektor agritech di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2022, startup agritech Indonesia mendapatkan pendanaan sebesar US$ 375,9 juta, naik dari US$ 147,8 juta pada tahun 2021.

Baca juga: Urgensi Elektrifikasi Sektor Pertanian untuk Ketahanan Pangan

Pekan lalu (10/7/2023), Eratani mengumumkan keberhasilan mengumpulkan tambahan pendanaan investasi awal sebesar Rp 30 miliar (US$ 2 juta), sehingga total pendanaan awal mencapai Rp 90 miliar (US$5,8 juta).

"Hal ini menandakan terus berlanjutnya keyakinan pada sektor agritech di Indonesia," ungkap Andrew Soeherman.

Ilustrasi ErataniDOK. ERATANI Ilustrasi Eratani

Investor utama TNB Aura menjelaskan keyakinannya pada potensi agritech di Indonesia dan peran kunci yang dimainkan Eratani dalam mewujudkan potensi ini.

"Walaupun masih banyak inefisiensi, kami melihat kontribusi sektor pertanian Indonesia ini terus berkembang dan menjadi lebih signifikan," ungkap Vicknesh R Pillay, Co-Founder TNB Aura.

"Kami percaya pendekatan holistik dan inovatif Eratani akan meningkatkan efisiensi pertanian sekaligus menciptakan dampak sosial positif bagi para petani," tambahnya.

Pencapaian ini mengamankan tambahan pendanaan putaran investasi awal semakin memperkuat sentimen positif investor.

Baca juga: Antisipasi El Nino, Mentan Minta Kadis Pertanian Se-Jawa Timur Kejar Tanam Padi

 

Para investor yang berpartisipasi dalam putaran ini termasuk SBI Ven Capital, Kyobo Securities, NTUitive, Genting Ventures, Orvel Ventures, dan Ascend Angels, yang sejalan dengan pandangan optimis TNB Aura terhadap industri agritech di Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau