KOMPAS.com - Eratani, startup agritech Indonesia menegaskan komitmen memperkuat sektor pertanian Indonesia yang menjadi kontributor utama perekonomian negara, menyumbang 12,4 persen dari PDB pada tahun 2022.
Sektor ini juga dinilai mampu membuka lapangan kerja bagi lebih dari 40 juta orang. Namun, sektor ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk produktivitas yang rendah, rantai pasokan yang tidak efisien, dan akses pasar yang terbatas.
Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap solusi agritech di Indonesia semakin meningkat.
Perusahaan rintisan agritech menggunakan teknologi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pertanian, seperti dengan memberi petani akses ke data cuaca, saran pengelolaan tanaman, dan platform e-niaga.
Andrew Soeherman, CEO Eratani, melalui rilis resmi (27/7/2023) menekankan, misi mereka didorong oleh keyakinan bahwa teknologi dapat merevolusi industri pertanian dan menciptakan dampak sosial serta mengubah lanskap pertanian di Indonesia.
"Pendekatan komprehensif Eratani yang mencakup pembiayaan petani, manajemen rantai pasokan, distribusi komoditas, dan pembinaan pertanian, telah memberdayakan lebih dari
20.000 jaringan petani padi di lima provinsi Indonesia," ungkapnya.
Kepercayaan investor terhadap sektor agritech di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2022, startup agritech Indonesia mendapatkan pendanaan sebesar US$ 375,9 juta, naik dari US$ 147,8 juta pada tahun 2021.
Baca juga: Urgensi Elektrifikasi Sektor Pertanian untuk Ketahanan Pangan
Pekan lalu (10/7/2023), Eratani mengumumkan keberhasilan mengumpulkan tambahan pendanaan investasi awal sebesar Rp 30 miliar (US$ 2 juta), sehingga total pendanaan awal mencapai Rp 90 miliar (US$5,8 juta).
"Hal ini menandakan terus berlanjutnya keyakinan pada sektor agritech di Indonesia," ungkap Andrew Soeherman.
Investor utama TNB Aura menjelaskan keyakinannya pada potensi agritech di Indonesia dan peran kunci yang dimainkan Eratani dalam mewujudkan potensi ini.
"Walaupun masih banyak inefisiensi, kami melihat kontribusi sektor pertanian Indonesia ini terus berkembang dan menjadi lebih signifikan," ungkap Vicknesh R Pillay, Co-Founder TNB Aura.
"Kami percaya pendekatan holistik dan inovatif Eratani akan meningkatkan efisiensi pertanian sekaligus menciptakan dampak sosial positif bagi para petani," tambahnya.
Pencapaian ini mengamankan tambahan pendanaan putaran investasi awal semakin memperkuat sentimen positif investor.
Baca juga: Antisipasi El Nino, Mentan Minta Kadis Pertanian Se-Jawa Timur Kejar Tanam Padi
Para investor yang berpartisipasi dalam putaran ini termasuk SBI Ven Capital, Kyobo Securities, NTUitive, Genting Ventures, Orvel Ventures, dan Ascend Angels, yang sejalan dengan pandangan optimis TNB Aura terhadap industri agritech di Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya