KOMPAS.com - Industri panel surya domestik di Indonesia terus bertumbuh. Sampai saat ini, kapasitas produki panel surya mencapai 1.600 megawatt (MW) ekuivalen.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dalam ASEAN Solar Summit 2023, Selasa (26/7/2023).
ASEAN Solar Summit 2023 adalah kegiatan mempromosikan energi surya yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, bekerja sama dengan Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dan Institute for Essential Services Reform (IESR).
Baca juga: Indonesia Bakal Punya Industri Panel Surya Terbesar se-Asia Tenggara
Meski kapasitas produki panel surya terus bertumbuh, Taufiek menegaskan bahwa spesifikasi panel surya harus terus ditingkatkan.
"Terutama untuk modul dengan kapasitas puncak di atas 550 watt. Selain itu, perlu dijajaki kebutuhan di sisi hulu untuk memenuhi kebutuhan nasional," ucap Taufiek dalam siaran pers dari IESR.
Taufiek menuturkan, Kementerian Perindustrian mendorong industri energi surya dalam negeri terus berkembang.
Dia menambahkan, perlu koordinasi dan kolaborasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari semua pihak.
Baca juga: Menuju Elektrifikasi Kereta 100 Persen, India Bangun Panel Surya 1 MW
"Melibatkan usaha kecil dan menengah (UKM), kementerian terkait, pemerintah daerah, dan swasta. Dengan demikian, pengembangan produk panel surya dapat sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk konstruksi panel surya," ucap Taufiek.
Ketua Dewan Penasihat AESI Andhika Prastawa menuturkan, ada sejumlah tantangan dalam pengembangan energi surya di Indonesia.
Beberapa tantangan tersebut seperti daya saing dari enegri surya, penyimpanan energi, dan ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar fosil karena keandalan dan kesinambungannya dengan biaya yang relatif lebih rendah.
Baca juga: Pasang Panel Surya di Rumah, Kenali Kelebihan dan Kekurangannya
Meski demikian, optimisme untuk mengembangan energi terbarukan, khususnya energi surya, harus tetap dijaga.
"Ini tidak hanya memberi kita energi bersih tetapi juga mempromosikan keberlanjutan. Besarnya potensi pasar dalam negeri juga menarik bagi pengembangan industri manufaktur modul surya dan komponennya," kata Andhika.
Dia menambahkan bahwa upaya, penelitian, dan inovasi yang signifikan sangat penting untuk mendukung industri dan menemukan pendekatan baru untuk memanfaatkan efisiensi energi surya.
Baca juga: Bagaimana Jika Seluruh Gurun Sahara Dipasangi Panel Surya?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya