KOMPAS.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut rumput laut mempunyai kandungan karbon yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.
Sumber energi alternatif dari rumput laut contohnya adalah gas hidrogen, biogas, bioetanol, atau char yang bisa ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan bakar padat.
“Makroalga (rumput laut) dengan kandungan karbonnya dapat dimanfaatkan untuk sumber daya energi,” kata Peneliti Teknologi Industri Proses dan Manufaktur BRIN Novi Syaftika di Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Baca juga: Pemanfaatan Energi Terbarukan Masih Rendah, Belum Ada Target yang Tercapai
Tahun ini, Novi memimpin tim riset pemanfaatan rumput laut Indonesia untuk produksi gula sebagai bahan baku bioetanol atau produk lainnya.
Menurut dia, saat ini hanya beberapa spesies dari 700 lebih spesies rumput laut di Indonesia yang sudah dimanfaatkan untuk industri pangan seperti agar-agar atau karagenan.
Namun, rumput laut belum dieksplorasi untuk menjadi energi biomassa, sebagaimana dilansir Antara.
“Dengan kandungan dan keunikan makroalga, produksi produk nonenergi tetap menjadi daya tarik dari makroalga, contohnya pigmen atau senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan,” kata Novi.
Baca juga: Kolaborasi Indonesia-Korsel dalam Transisi Energi
BRIN berkolaborasi dengan sejumlah universitas, baik nasional maupun internasional, untuk melakukan berbagai riset dan kajian pemanfaatan rumput laut menjadi energi maupun produk bernilai lainnya.
Dalam kolaborasi tersebut, berbagai metode konversi telah diterapkan baik secara termokimia seperti hidrothermal process, supercritical water gasification, dan pyrolysis, maupun secara biologis.
Beragam riset lainnya juga dilakukan mengenai produksi pigmen, produksi senyawa aktif, dan sintesis katalis untuk meningkatkan reaksi yang sesuai dengan produk.
BRIN juga melakukan kegiatan riset bersama para mitra selama dua tahun dan telah menghasilkan sejumlah publikasi ilmiah.
Baca juga: Ini Rekomendasi Tingkatkan Bauran Energi Terbarukan Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya