KOMPAS.com – Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola fenomena alam, mulai dari iklim lokal, regional, hingga global.
Dilansir dari situs web National Oceanic and Atmospheric Administration AS (NOOA), perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia yang berlebihan.
Salah satu contoh aktivitas manusia yang berlebihan adalah pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Usir Rasa Cemas Akan Perubahan Iklim dengan Langkah-langkah Kecil
Perubahan iklim saat ini telah menjadi ancaman semakin nyata yang dihadapi Bumi dan kehidupan di dalamnya.
Perubahan iklim merupakan efek dari banyaknya emisi gas rumah kaca yang lepas ke atmosfer sehingga panas matahari yang terperangkap di dalam Bumi semakin banyak.
Menurut Badan Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporannya pada 12 Januari 2023, suhu permikaan Bumi meningkat rata-rata 1,15 derajat Celsius pada 2022.
Lantas, apakah perubahan iklim sudah terjadi? Para ilmuwan menyebutkan, perubahan iklim telah terjadi seiring dengan meningkatnya suhu rata-rata Bumi.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Semakin Meningkat di Asia, Ketahanan Pangan Terganggu
Dilansir dari badan geologi AS, United States Geological Survey (USGS), berikut sejumlah tanda-tanda terjadinya perubahan iklim.
Baca juga: ESG Mendorong Terciptanya Iklim Investasi yang Baik
Jika mengacu pada ciri-ciri di atas, apakah Indonesia juga sudah mengalami perubahan iklim? Salah satu indikasi dari perubahan iklim di Indonesia adalah terjadi perubahan pola musim dan cuaca.
Dilansir dari situs web Indonesia.go.id, selama 19 tahun rupanya sudah terjadi perubahan klimatologis di Indonesia, yaitu sejak 2001 hingga 2019.
Perubahan klimatologis tersebut didasarkan atas hasil kajian dari tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Perubahan Iklim di Indonesia memiliki dampak dan efek yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia.
Salah satunya adalah semakin lamanya musim hujan. Selama musim hujan, juga akan terjadi peningkatan hujan yang lebih ekstrem.
Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Gelombang Panas Jadi Lebih Ganas
Sedangkan saat musim kemarau, di samping suhu yang lebih menyengat, juga terjadi hujan ekstrem yang semakin sering terjadi.
Menurut penelitian tim dari BRIN, akan terjadi perubahan temperatur signifikan di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan pada kurun 2021 hingga 2050 bila dibandingkan 1991 hingga 2020.
Temperatur minimum mengalami penurunan di sebagian besar pantai utara Jawa Tengah, pantai utara Jawa Timur, dan bagian tengah Jawa Barat.
Temperatur maksimum juga mengalami peningkatan di sebagian besar pantai utara Jawa Tengah dan pantai utara Jawa Timur.
Hari-hari tidak hujan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan diproyeksikan meningkat, sehingga lebih kering dan mengalami peningkatan kering yang signifikan, sama halnya di Sumatera Selatan hingga Lampung.
Baca juga: “Gerbang Dunia Lain” Makin Menganga, Perubahan Iklim Bakal Makin Buruk
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya