Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Tanda-tanda Terjadinya Perubahan Iklim?

Kompas.com - 01/08/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comPerubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola fenomena alam, mulai dari iklim lokal, regional, hingga global.

Dilansir dari situs web National Oceanic and Atmospheric Administration AS (NOOA), perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia yang berlebihan.

Salah satu contoh aktivitas manusia yang berlebihan adalah pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Usir Rasa Cemas Akan Perubahan Iklim dengan Langkah-langkah Kecil

Perubahan iklim saat ini telah menjadi ancaman semakin nyata yang dihadapi Bumi dan kehidupan di dalamnya.

Perubahan iklim merupakan efek dari banyaknya emisi gas rumah kaca yang lepas ke atmosfer sehingga panas matahari yang terperangkap di dalam Bumi semakin banyak.

Menurut Badan Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporannya pada 12 Januari 2023, suhu permikaan Bumi meningkat rata-rata 1,15 derajat Celsius pada 2022.

Lantas, apakah perubahan iklim sudah terjadi? Para ilmuwan menyebutkan, perubahan iklim telah terjadi seiring dengan meningkatnya suhu rata-rata Bumi.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Semakin Meningkat di Asia, Ketahanan Pangan Terganggu

Tanda-tanda perubahan iklim

Dilansir dari badan geologi AS, United States Geological Survey (USGS), berikut sejumlah tanda-tanda terjadinya perubahan iklim.

  • Suhu di seluruh dunia meningkat karena gas rumah kaca menjebak lebih banyak panas matahari di atmosfer.
  • Kekeringan menjadi lebih lama dan lebih ekstrem di seluruh dunia.
  • Badai tropis menjadi lebih parah karena suhu air laut yang lebih hangat.
  • Saat suhu naik, tumpukan salju di pegunungan dan daerah kutub berkurang. Salju mencair lebih cepat.
  • Secara keseluruhan, gletser mencair lebih cepat.
  • Es laut di Samudra Arktik di sekitar Kutub Utara mencair lebih cepat dengan suhu yang lebih hangat.
  • Permafrost atau tanah beku abadi mencair, melepaskan metana ke atmosfer. Metana adalah salah satu jenis gas rumah kaca yang kuat.
  • Permukaan laut naik, mengancam masyarakat pesisir dan ekosistem muara.

Baca juga: ESG Mendorong Terciptanya Iklim Investasi yang Baik

Perubahan iklim di Indonesia

Jika mengacu pada ciri-ciri di atas, apakah Indonesia juga sudah mengalami perubahan iklim? Salah satu indikasi dari perubahan iklim di Indonesia adalah terjadi perubahan pola musim dan cuaca.

Dilansir dari situs web Indonesia.go.id, selama 19 tahun rupanya sudah terjadi perubahan klimatologis di Indonesia, yaitu sejak 2001 hingga 2019.

Perubahan klimatologis tersebut didasarkan atas hasil kajian dari tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Perubahan Iklim di Indonesia memiliki dampak dan efek yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia.

Salah satunya adalah semakin lamanya musim hujan. Selama musim hujan, juga akan terjadi peningkatan hujan yang lebih ekstrem.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Gelombang Panas Jadi Lebih Ganas

Sedangkan saat musim kemarau, di samping suhu yang lebih menyengat, juga terjadi hujan ekstrem yang semakin sering terjadi.

Menurut penelitian tim dari BRIN, akan terjadi perubahan temperatur signifikan di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan pada kurun 2021 hingga 2050 bila dibandingkan 1991 hingga 2020.

Temperatur minimum mengalami penurunan di sebagian besar pantai utara Jawa Tengah, pantai utara Jawa Timur, dan bagian tengah Jawa Barat.

Temperatur maksimum juga mengalami peningkatan di sebagian besar pantai utara Jawa Tengah dan pantai utara Jawa Timur.

Hari-hari tidak hujan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan diproyeksikan meningkat, sehingga lebih kering dan mengalami peningkatan kering yang signifikan, sama halnya di Sumatera Selatan hingga Lampung.

Baca juga: “Gerbang Dunia Lain” Makin Menganga, Perubahan Iklim Bakal Makin Buruk

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Pemerintah
Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau
Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau
LSM/Figur
Kisah Perempuan Dayak Melawan Dampak Tambang dengan Cabai
Kisah Perempuan Dayak Melawan Dampak Tambang dengan Cabai
Pemerintah
Ulang Tahun Jakarta, Harapan Anak Muda untuk Kota Ramah Kaki, Hati, dan Paru
Ulang Tahun Jakarta, Harapan Anak Muda untuk Kota Ramah Kaki, Hati, dan Paru
LSM/Figur
KLH Tindak TPA Ilegal, Tersangka Divonis 5 Tahun dan Denda Rp 3 Miliar
KLH Tindak TPA Ilegal, Tersangka Divonis 5 Tahun dan Denda Rp 3 Miliar
Pemerintah
Tambah Usia, Tambah Hijau: Jakarta Bisa Adopsi Hutan Vertikal dan Pajak Karbon Warga
Tambah Usia, Tambah Hijau: Jakarta Bisa Adopsi Hutan Vertikal dan Pajak Karbon Warga
LSM/Figur
Tingkatkan Akses Air Bersih, Germany Brilliant Renovasi Fasilitas Sanitary Masjid Atta’awun
Tingkatkan Akses Air Bersih, Germany Brilliant Renovasi Fasilitas Sanitary Masjid Atta’awun
Swasta
Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi
Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi
LSM/Figur
Cuma 4 dari 30 Perusahaan Tuna Laporkan Tangkapan, Bahayakan Keberlanjutan
Cuma 4 dari 30 Perusahaan Tuna Laporkan Tangkapan, Bahayakan Keberlanjutan
LSM/Figur
Isu Emisi Karbon Tenggelam
Isu Emisi Karbon Tenggelam
Pemerintah
Lahan Bekas Tambang Solusi Pembiayaan Pembangunan PLTS
Lahan Bekas Tambang Solusi Pembiayaan Pembangunan PLTS
LSM/Figur
Viral Busa Muncul di Kanal Banjir Timur Jakut, DLH DKI Cek Sampel Air
Viral Busa Muncul di Kanal Banjir Timur Jakut, DLH DKI Cek Sampel Air
Pemerintah
Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan
Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan
LSM/Figur
Terancam Punah, Kakatua Jambul Kuning Pulau Moyo Dipantau dengan Camera Trap
Terancam Punah, Kakatua Jambul Kuning Pulau Moyo Dipantau dengan Camera Trap
Pemerintah
Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia
Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau