KOMPAS.com - Sejumlah pihak menunjukkan dukungannya terhadap transisi energi dengan membangun ekosistem energi bersih di Indonesia. Salah satunya inovasi PLN dan Pemprov Jawa Barat (Jabar) melalui program Jawa Barat Smart Electric Green Lifestyle atau "Jabar Smile".
Program Jabar Smile diluncurkan dengan konsep layanan paket produk listrik berbasis Green, Smart, and Innovative melalui skema kemitraan dengan pihak eksternal di antaranya produsen kendaraan listrik, EV Charger, kompor listrik, hingga pengembang sistem energi surya.
Terkait hal itu, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat dan SUN Energy menandatangani Nota Kesepahaman (27/07/2023) dengan lingkup kerjasama pelayanan instalasi sistem energi surya serta akses dalam mendapatkan Renewable Energy Certificate (REC).
General Manager PLN UID Jawa Barat, Susiana Mutia mengungkapkan, “kolaborasi yang terjalin antara PLN UID Jabar dan SUN Energy ini menggambarkan sinergitas untuk tujuan yang sama menuju Indonesia Bebas Emisi Karbon pada tahun 2060 mendatang."
"Melalui kerja sama yang nantinya akan berlangsung, kami berharap dapat mengoptimalkan akses REC sekaligus menciptakan koordinasi kerja yang lebih baik antar pihak,” ungkap Susiana.
Hingga Juli 2023, PLN telah menyediakan REC sebanyak 416.333 unit dari 369 transaksi.
Roy Wijaya, Direktur Utama SUN Energy menegakan, pihaknya mendukung penuh Program Jabar Smile dan berkomitmen dalam penyediaan akses ekosistem energi bersih yang lebih luas di Jawa Barat.
"Kami berharap kolaborasi antara PLN UID Jawa Barat dan SUN Energy ini mampu mengakselerasi proses transisi energi serta mendukung efektivitas pelayanan sistem energi surya di daerah Jabar," ujar Roy Wijaya.
"Saat ini, SUN Energy memiliki 18 proyek PLTS Atap yang sedang berlangsung di Jabar. Hal ini membuktikan bahwa Jabar memiliki minat yang tinggi akan kehadiran sumber energi bersih dalam menunjang kebutuhan operasional bisnis maupun gaya hidup hijau masyarakat Jabar,” ungkapnya.
Baca juga: Dukung Energi Bersih, Schneider Electric Hadirkan Solusi Data Center Hibrida dan Edge
Roy Wijaya juga menyampaikan, pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) terus digenjot seiring dengan target dekarbonisasi pemerintah Indonesia melalui realisasi EBT. Salah satu jenis EBT yang kian diminati adalah energi surya dengan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tercatat hingga Mei 2023, pelanggan PLTS telah mencapai 7.075 pelanggan yang terdiri dari golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya