JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan regulasi perdagangan karbon di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon atau POJK bursa karbon.
POJK tersebut akan menjadi pedoman dan acuan perdagangan karbon melalui bursa karbon yang dilaksanakan oleh penyelenggara pasar.
Menurut rencana, bursa karbon di Indonesia akan mulai dibuka pada September 2023.
Terkait hal itu, banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai besaran harga karbon yang akan diperdagangkan.
Baca juga: Jelang Bursa Karbon di Indonesia, ICX Siap Jadi Penyelenggara
Menanggapi hal tersebut, CEO Indonesia Climate Exchange (ICX) Megain Widjaja mengatakan, kepastian harga karbon di Indonesia akan bisa terjawab apabila bursanya sudah resmi diluncurkan dan mulai terjadi transaksi.
Menurut dia, saat ini siapa pun orangnya belum bisa menentukan harga karbon di Indonesia karena hal itu merupakan mekanisme pasar.
Kalaupun ada pihak yang mengeklaim bisa memastikan harganya, itu hanya perkiraan, tidak ada kepastian.
“Itu (harga karbon) hanya bisa terjawab secara empiris kalau sudah launching. Saat ini cuma punya estimasi saat on dan off. Tapi kalau pasar karbonnya terbuka, jadi bisa tahu, that’s the benefit,” jelas Megain Widjaja dalam pertemuan dengan media massa di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Baca juga: Bangun IKN Jadi Kota Hutan Netral Karbon, Otorita Gaet ADB
Alasan belum bisa dipastikannya harga karbon di Indonesia karena memang bursanya belum ada. Selain itu, harga di bursa dalam negeri tidak bisa juga dibandingkan dengan harga karbon di luar negeri karena situasinya berlainan.
Beda halnya dengan komoditas lain yang sudah eksis dan masuk bursa, baik di Indonesia maupun negara lain di dunia.
“Misal tanya ke saya harga timah sekarang berapa, saya sudah pasti tahu, contohnya per kemarin sekian, karena pasarnya sudah ada dan sudah transaksi. Kita tahu exactly harganya. Enggak bisa juga berpatokan dengan yang sudah ada di luar negeri,” imbuhnya.
Untuk diketahui, ICX memastikan siap menjadi penyelenggara bursa karbon di Indonesia yang akan dimulai pada September 2023.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Sinar Mas Land Hadirkan Bus Listrik di BSD City
Sebagai entitas dari Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Group, ICX melakukan sejumlah persiapan agar layak memfasilitasi perdagangan Renewable Energy Certificate (REC) di Indonesia.
Menurut CEO ICX Megain Widjaja, pihaknya telah menyiapkan tiga hal, yaitu regulasi, teknologi, dan operasional.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya