Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Industri Kimia Dow Targetkan Pengurangan Emisi Karbon 5 Juta Ton

Kompas.com - 29/08/2023, 13:17 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comEmisi karbon menjadi musuh terbesar lingkungan selama beberapa dekade terakhir.

Menanggapi isu tersebut, produsen industri kimia Dow Indonesia menekankan pentingnya upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dan menghilangkan sampah plastik dalam operasionalnya.

Sebagai informasi, Dow Indonesia merupakan anak perusahaan asal Amerika Serikat, Dow Inc, yang fokus dalam memproduksi material science. Secara global, Dow memiliki fasilitas produksi di 31 negara dan mempekerjakan sekitar 37.800 orang.

Di Indonesia, Dow telah beroperasi sejak 1973 dan memiliki satu fasilitas produksi di Cilegon, Banten, sejak 1997.

Baca juga: Dorong Ekonomi Sirkular, Dow Indonesia Gandeng Yayasan Bintari Edukasi Masyarakat Soal Sampah

Presiden Direktur Dow Indonesia Riswan Sipayung mengatakan, Dow Indonesia menjunjung tinggi tata kelola perusahaan dalam memberikan dampak positif yang berkelanjutan pada bisnis, masyarakat, dan lingkungan.

“Kami memiliki beberapa target keberlanjutan. Pertama adalah protecting the climate,” kata Riswan dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).

Pada 2030, lanjutnya, Dow secara global menargetkan pengurangian produksi emisi karbon sebesar 15 persen dibandingkan pada 2020, yaitu sebesar 5 juta ton.

“Kami berkomitmen mencapai netralitas karbon pada 2050,” ujarnya.

Baca juga: Tekan Emisi Karbon, Aksi Kolaboratif Restorasi Mangrove di Jakarta Perlu Dilakukan

Kedua, transform the waste. Riswan mengatakan bahwa pihaknya akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan infrastruktur dan berinvestasi dalam teknologi yang dapat meningkatkan proses daur ulang secara signifikan.

Dow secara global memiliki target untuk mengumpulkan, menggunakan kembali, dan mendaur ulang 1 juta ton sampah plastik melalui tindakan langsung dan kemitraan pada 2030.

Ketiga, close the loop. Dow ingin mendorong praktik ekonomi sirkular dengan memastikan bahwa 100 persen produk yang dijual dalam bentuk kemasan dapat digunakan kembali atau didaur ulang pada 2035.

Fokus pada sustainable science

Selama 50 tahun terakhir, Dow mendukung perkembangan sektor industri di Indonesia dengan menyediakan produk dan solusi material science yang berkelanjutan.

Ada empat pasar utama yang menjadi fokus Dow Indonesia, yaitu pengemasan (packaging), infrastruktur, consumer care, dan transportasi.

“Pada segmen pengemasan, kami mempunyai teknologi resin plastik yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh berbagai sektor industri, seperti kemasan untuk industri makanan dan minuman, sol sepatu untuk industri peralatan olahraga, material untuk otomotif, serta coating untuk infrastruktur,” jelas Riswan.

Pada segmen bangunan dan infrastruktur, Dow memproduksi silicone pavement sealants yang tahan lama terhadap radiasi ultraviolet, suhu, dan cuaca ekstrem. Biasanya, produk ini digunakan untuk landasan pacu bandara, jalan raya, jembatan, dan infrastruktur lain.

Baca juga: Polusi Udara Mengkhawatirkan, Indonesia Perlu Mendukung Cleantech Start-up

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Pemerintah
Laporan 'Health and Benefits Study 2024': 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Laporan "Health and Benefits Study 2024": 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Swasta
Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Pemerintah
Forum 'ESG Edge' Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

LSM/Figur
Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau