Ada pula produk polymer modified asphalt yang berkontribusi pada pembangunan jalan raya dengan meningkatkan daya tahan hingga 30 persen. Dalam produksinya, Dow menggunakan 10 persen lebih sedikit energi dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Kepala Pabrik Cilegon Dow Indonesia Ferry Ferdian mengatakan, pihaknya bahkan memproduksi styrene acrylic emulsion berbasis air yang lebih ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan dibandingkan dengan berbasis pelarut.
“Teknologi berbasis air tidak berbau, lebih tahan lama, dan memiliki kandungan volatile organic compounds yang lebih rendah,” kata Ferry pada kesempatan yang sama.
Styrene acrylic emulsion berbasis air yang diproduksi oleh fasilitas Cilegon, lanjutnya, banyak diaplikasikan untuk kebutuhan industri pengemasan, bangunan, dan konstruksi.
Baca juga: 3 Tahapan Penting Mewujudkan Bangunan Zero Carbon
Mayoritas produk yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan 20 persen sisanya diekspor ke negara-negara Asia.
Selanjutnya, pada segmen consumer care, Dow Indonesia berkolaborasi dengan beragam merek untuk menciptakan produk kecantikan yang ramah lingkungan dan aman dari segi kesehatan.
“Terakhir, segmen transportasi dan energi terbarukan. Dow menciptakan produk rendah karbon, seperti poliolefin, poliuretan, akrilik, bahan kimia khusus, dan silikon. Kami juga turut mengembangkan bahan pendukung baterai kendaraan listrik EV,” jelas Riswan.
Ada dua bentuk pengelolaan limbah di fasilitas Dow, yaitu limbah produksi dan limbah domestik.
Ferry mengatakan bahwa setiap limbah yang dikeluarkan dari pabrik Dow Indonesia di Cilegon telah diolah untuk memastikan keamanannya bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
“Kami juga telah mulai beralih menggunakan peralatan dan bahan bakar yang ramah lingkungan dalam kegiatan operasional, termasuk forklift listrik dan transisi ke bahan bakar nabati,” kata Ferry.
Pabrik Dow Indonesia di Cilegon juga telah melakukan transisi energi menggunakan panel surya untuk penerangan dan pemanas.
Baca juga: Kurangi Polusi Udara, Industri Wajib Gunakan Scrubber
“Sekitar 95 persen struktur bangunan pabrik juga dicat dengan cat berbahan dasar air, yang membantu meminimalisasi emisi VOC sehingga lebih aman untuk kesehatan,” ujarnya.
Saat disinggung mengenai polusi udara yang beberapa minggu terakhir menjadi topik hangat di Jakarta, Ferry mengatakan bahwa pabrik di Cilegon telah memasang scrubber sebagai alat untuk mengontrol emisi gas buang dari cerobong.
“Supaya tidak menghasilkan limbah udara yang membahayakan dan membuat polusi, kami menggunakan scrubber. Dengan alat ini, uap yang akan dibuang, dicuci terlebih dahulu. Jadi, apa yang diminta oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Pak Luhut, sudah kami lakukan sejak lama,” jelas Ferry.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya