KOMPAS.com – Permasalahan stunting di Indonesia berkaitan erat dengan isu gender serta isu-isu perempuan dan anak lainnya, terutama dalam keluarga.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga di Bali, Sabtu (26/8/2023).
Bintang menuturkan, kesenjangan dalam mendapatkan serta mengolah akses informasi dan edukasi yang diterima oleh perempuan juga menjadi salah satu penyumbang terjadinya stunting pada anak.
Baca juga: Atur Jarak Kelahiran Jadi Salah Satu Cara Cegah Stunting
Oleh karenanya, penting bagi perempuan untuk mendapatkan akses yang luas demi meminimalkan terjadinya stunting pada anak.
Akses tersebut meliputi informasi maupun layanan, keberadaan ruang untuk berpartisipasi, kontrol dalam pengambilan keputusan, persiapan perkawinan, kehamilan, menyusui, dan tumbuh kembang anak.
“Perlu dilakukan pendekatan yang komprehensif dengan melibatkan seluruh sektor pembangunan melalui kemitraan dan kerja sama yang terbangun di level akar rumput, regional, hingga nasional, untuk bersama-sama bergerak,” kata Bintang dalam keterangan tertulis.
“Tak hanya dalam hal mengatasi stunting, namun permasalahan lainnya yang juga saling berkaitan satu sama lain seperti isu ketidaksetaraan gender, isu perlindungan hak perempuan, dan isu perlindungan anak,” sambungnya.
Baca juga: Para Bidan Turut Dilibatkan Tekan Stunting
Bintang menyampaikan, sumber daya yang paling berharga dari suatu negara adalah sumber daya manusia (SDM).
Oleh karenanya, papar Bintang, pembangunan SDM harus menjadi titik sentral dalam pembangunan nasional.
“Apalagi Indoneisa yang dikaruniai dengan keberadaan SDM yang begitu besar sehingga pemenuhan hak-hak anak sebagai generasi penerus bangsa perlu menjadi perhatian kita bersama,” imbuhnya.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting pada anak di Indonesia tercatat 21,6 persen pada 2022.
Baca juga: Penurunan Stunting Jadi Solusi Indonesia Menuju Negara Maju
Prevalensi anak stunting pada 2022 tersebut menurun bila dibandingkan 2021 yaitu 24,2 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan agar angka stunting di seluruh Nusantara ada di bawah 14 persen pada 2024.
Presiden Jokowi akan mengawal dan kembali meninjau data balita stunting pada 2023 dan 2024 mendatang.
Baca juga: Stunting Bisa Jadi Ancaman Bangsa, Pencegahannya Harus Dilakukan Serius
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya