Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Tahun Mendampingi, Wahana Visi Indonesia Pamit dari Sambas

Kompas.com, 1 September 2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

SAMBAS, KOMPAS.com - Organisasi kemanusiaan Kristen Wahana Visi Indonesia (WVI) mengakhiri masa pendampingan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, setelah hadir selama 16 tahun.

Setelah hadir sejak 2007 di kabupaten paling utara di Provinsi Kalimantan Barat dan sekaligus berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, tersebut, WVI mengakhiri pendampingannya pada 30 September tahun ini.

Manager WVI Area Program Sambas Ignatius Anggoro menyampaikan, WVI kali pertama melakukan asesmen di Kabupaten Sambas pada 2006.

Baca juga: SGI dan WVI Donasikan 31 Laptop ke 3 Sekolah di Jakarta Timur

Hasilnya, didapat kesimpulan bahwa kabupaten tersebut memiliki banyak masalah yang kompleks hingga WVI memutuskan untuk terjun di sana.

Anggoro menuturkan, WVI memiliki sejumlah program yang terfokus ke dalam tiga bidang yaitu pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi.

Program-program tersebut dilakukan di 10 desa dan dua kecamatan yang menjadi wilayah dampingan WVI.

"Akan tetapi, intervensinya beberapa kali dilakukan di kabupaten dan wilayah lain di luar wilayah dampingan WVI," kata Anggoro kepada wartawan di Kantor Bupati Sambas, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Data WVI Ungkap Literasi 30.000 Siswa di 5 Kabupaten Meningkat

Sejak 2007 hingga 2023, WVI sudah mendampingi lebih dari 24.000 orang dewasa dan lebih dari 9.600 anak-anak di 10 desa.

Berbagai program yang dilaksanakan WVI bekerja sama dengan mitra-mitra baik itu pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, maupun tokoh masyarakat.

Di 10 tahun pertama, atau fase pertama dan kedua, WVI melakukan berbagai program mulai dari pendidikan, kesehatan, maupun pengembangan ekonomi.

Di bidang pendidikan, WVI berupaya memastikan akses pendidkan dan juga lebih berkualitas kepada anak.

Baca juga: Survei WVI: Baru 36,1 Persen Anak Kelas 3 SD Papua Punya Keterampilan Literasi

Untuk bidang kesehatan, WVI memastikan anak-anak balita dapat tumbuh dengan baik dan lebih sehat.

Sedangkan di pengembangan ekonomi, WVI memastikan pendapatan masyarakat lokal bisa menjadi lebih baik.

Kantor Wahana Visi Indonesia (WVI) di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. WVI mengakhiri masa pelayanan dan pendampingannya di Kabupaten Sambas setelah 16 tahun.KOMPAS.com/DANUR LAMBANG PRISTIANDARU Kantor Wahana Visi Indonesia (WVI) di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. WVI mengakhiri masa pelayanan dan pendampingannya di Kabupaten Sambas setelah 16 tahun.

Salah satu capaian WVI adalah membentuk empat forum anak desa yang aktif.

Kehadiran forum anak tingkat desa tersebut merupakan upaya untuk mendorong perlindungan terhadap anak dan memperjuangkan suara mereka didengar hingga ke level kabupaten.

Baca juga: Perkuat Pendidikan Karakter, WVI Luncurkan Buku Panduan PPK

Selain itu, WVI juga bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dalam membentuk dua kecamatan menuju kecamatan layak anak.

"Dan sampai sekarang, WVI ini sudah berhasil memberikan pelatihan kepada 937 orangtua untuk pengasuhan dengan cinta (PDC)," tutur Anggoro.

Di samping itu, WVI turut bekerja sama dengan pemerintah desa dan berhasil mendeklarasikan ada sembilan desa menuju desa layak anak.

Pada fase ketiga atau lima tahun teralhir, WVI melakukan program perlindungan anak dan penanggulangan Covid-19.

Baca juga: Sambut Hari Anak Nasional, WVI Gelar Turnamen Futsal di Surabaya

"Tahun 2017, WVI berhasil membawa Kabupaten Sambas mendeklarasikan menuju kabupaten layak anak. Hal ini terwujud berkat program-program serta advokasi yang sudah dilakukan," papar Anggoro.

Camat Sajingan Besar Obertus menyampaikan ada banyak perubahan-perubahan di masyarakat sejak kehadrian WVI di kecamatannya.

Dari segi perlindungan dan pendampingan anak, Obertus menuturkan bahwa anak-anak yang didampingi WVI memiliki wawasan yang lebih luas dan komunikatif. Selain itu oranguta juga lebih peduli kepada anaknya.

Sedangkan dari sisi kesehatan, kampanye stop buang air besar sembarangan masif dilakukan untuk menjaga sanitasi warga. Dari sisi ekonomi, ada banyak pelatihan yang diberikan oleh WVI kepada masyarakat.

Baca juga: Berdayakan UMKM, Kemenkeu Satu Kalbar Gelar Bedah Bisnis Kopi Liberika Sambas

Peresmian dinding harapan sebagai kampanye penghapusan kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sambas, 31 Maret 2022.WAHANA VISI INDONESIA Peresmian dinding harapan sebagai kampanye penghapusan kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sambas, 31 Maret 2022.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sambas Fatma Aghitsni menuturkan, kehadiran WVI membuat tingkat partisipasi masyarakat meningkat.

Selain itu, pemerintah kecamatan dan pemerintah desa juga menjadi lebih meningkat dalam meningkatkan perlindungan anak.

"Pendampingan yg dilakukan WVI menjadi model di Kabupaten Sambas untuk melakukan pendampingan di masyarakat terkait juga dengan bagaimana meningkatkan patisipasi anak di dalam pembangunan daerah," ujar Fatma.

Bupati Sambas Satono mengungkapkan, kehadiran WVI sangat dirasakan oleh warganya, terutama di daerah terpencil dan perbatasan.

"Ini merupakan bagian daripada kolaborasi sinergi yang luar biasa. Selaku Bupati Sambas saya menghaturkan terima kasih atas atensi, dedikasi, dan pengabdian Wahan Visi Indonesia," ujar Satono.

Baca juga: Seorang Pekerja Pembangunan Jembatan Sambas Besar Hilang, Diduga Terpeleset Jatuh ke Sungai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Target Swasembada Garam 2027, KKP Tetap Impor jika Produksi Tak Cukup
Target Swasembada Garam 2027, KKP Tetap Impor jika Produksi Tak Cukup
Pemerintah
Kebijakan Mitigasi Iklim di Indonesia DInilai Pinggirkan Peran Perempuan Akar Rumput
Kebijakan Mitigasi Iklim di Indonesia DInilai Pinggirkan Peran Perempuan Akar Rumput
LSM/Figur
KKP: 20 Juta Ton Sampah Masuk ke Laut, Sumber Utamanya dari Pesisir
KKP: 20 Juta Ton Sampah Masuk ke Laut, Sumber Utamanya dari Pesisir
Pemerintah
POPSI: Naiknya Pungutan Ekspor Sawit untuk B50 Bakal Gerus Pendapatan Petani
POPSI: Naiknya Pungutan Ekspor Sawit untuk B50 Bakal Gerus Pendapatan Petani
LSM/Figur
Suhu Global Tetap Tinggi, meski Siklus Alami Pemanasan El Nino Absen
Suhu Global Tetap Tinggi, meski Siklus Alami Pemanasan El Nino Absen
Pemerintah
Rantai Pasok Global Bisa Terganggu akibat Cuaca Ekstrem
Rantai Pasok Global Bisa Terganggu akibat Cuaca Ekstrem
Swasta
DLH Siapkan 3.395 Petugas Kebersihan, Angkut Sampah Saat Tahun Baru Jakarta
DLH Siapkan 3.395 Petugas Kebersihan, Angkut Sampah Saat Tahun Baru Jakarta
Pemerintah
Bupati Agam Beberkan Kondisi Pasca-Banjir Bandang
Bupati Agam Beberkan Kondisi Pasca-Banjir Bandang
Pemerintah
Banjir Sumatera Berpotensi Terulang Lagi akibat Kelemahan Tata Kelola
Banjir Sumatera Berpotensi Terulang Lagi akibat Kelemahan Tata Kelola
LSM/Figur
INDEF: Struktur Tenaga Kerja di Indonesia Rentan Diganti Teknologi
INDEF: Struktur Tenaga Kerja di Indonesia Rentan Diganti Teknologi
LSM/Figur
Perangi Greenwashing, Industri Fashion Segera Luncurkan Paspor Produk
Perangi Greenwashing, Industri Fashion Segera Luncurkan Paspor Produk
Pemerintah
Bencana Iklim 2025 Renggut Lebih dari Rp 2.000 Triliun, Asia Paling Terdampak
Bencana Iklim 2025 Renggut Lebih dari Rp 2.000 Triliun, Asia Paling Terdampak
LSM/Figur
BNPB Catat 3.176 Bencana Alam di Indonesia 2025, Banjir dan Longsor Mendominasi
BNPB Catat 3.176 Bencana Alam di Indonesia 2025, Banjir dan Longsor Mendominasi
Pemerintah
Banjir Ekstrem akibat Lelehan Gletser Diprediksi Lebih Mematikan
Banjir Ekstrem akibat Lelehan Gletser Diprediksi Lebih Mematikan
LSM/Figur
Produksi Listrik Panas Bumi KS Orka Renewables Lampaui 1 Juta MWh
Produksi Listrik Panas Bumi KS Orka Renewables Lampaui 1 Juta MWh
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau