KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tentang percepatan penurunan stunting, Kamis (31/8/2023).
MoU itu ditandatangani Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Ketua HIPMI Akbar Himawan Buchari dalam Rakernas XVIII HIPMI di ICE-BSD, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Dalam MoU tersebut, HIPMI dan BKKBN berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program percepatan penurunan stunting.
Baca juga: 1.000 Hari Pertama Kehidupan Bayi Penting Cegah Stunting, Ini Alasannya
Hasto berharap, dengan penandatanganan MoU tersebut, para pengusaha dapat bersama-sama mempercepat penurunan stunting di Indonesia.
"Saya kira BKKBN harus bekerja sama dengan baik dengan HIPMI, tidak hanya masalah stunting, yang kemudian para pengusaha ini bisa ikut bersama-sama dengan kegiatan CSR-nya untuk percepatan penurunan stunting," kata Hasto sebagaimana dikutip dari siaran pers BKKBN.
Dia juga berharap, MoU tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mengelola bonus demografi agar menurunkan kesenjangan dan mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan negara berkembang.
"Sebetulnya, strategi bisnis di masing-masing wilayah itu bisa berbeda sesuai dengan bonus demografi kita di masing-masing wilayah," papar Hasto.
Baca juga: Keluarga Rentan Stunting Dapat Bantuan Beras dan Telur 3 Bulan
"Saya berharap kesenjangan demografi yang ada di Indonesia ini juga kemudian akan menentukan kapan kita itu keluar dari jebakan middle income trap," sambungnya.
Menurutnya, di daerah yang memiliki bonus demografi, semestinya pendapatan per kapitanya juga naik pesat.
Dia merasa perlu ada pemetaan sesuai demografi penduduk masing-masing. Juga menjadi pertanyaan ketika ada suatu daerah dengan bonus demografinya, tapi pendapatan perkapitanya belum naik.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Akbar Himawan Buchari mengatakan, Rakernas HIPMI kali ini merupakan upaya sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah.
Baca juga: Kontribusi Sosial dan Lingkungan, Phapros Fokus Berdayakan UMKM dan Pengentasan Stunting
Sehingga implementasi ke depan dalam mengeksekusi dan melaksanakan program ini dengan baik.
"Kami bersepakat seluruh pengusaha muda di Indonesia bahwa kepemimlinan muda ini, kami sudah diajarkan oleh founding fathers kami," ucap Akbar.
Dia menyampaikan, para ketua umum daerah HIPMI saat ini memiliki rentang usida antara 20-an hingga 30-an tahun.
"Maka kami berkesimpulan bahwa di dalam politik nasional anak-anak muda ini diberikan ruang juga. Agar bisa mengisi ruang-ruang tersebut untuk bisa memberi kesempatan kepada anak-anak muda menjadi pemimpin nasional," cetus Akbar.
Baca juga: Permasalahan Stunting Berkaitan Erat dengan Isu Gender
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya