KOMPAS.com - RS MH Thamrin secara aktif melakukan corporate social responsibility (CSR) kesehatan, baik secara langsung kepada masyarakat, lembaga kesehatan hingga pelaku industri.
Hal ini disampaikan Direktur RS MH Thamrin Cileungsi (Member of l Radjak Hospital), dr Mastika Thalib (6/9/2023) menyampaikan hal ini sebagai komitmen untuk membantu pemerintah membangun kesehatan masyarakat.
"Kami membangun kerjasama dengan pihak BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga pelaku industri untuk membantu ketahanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang ada di sekitar RS MH Thamrin," kata dr. Ika.
Salah satunya, yang pada tahun ini dilakukan adalah berkolaborasi dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk membantu para pekerja bukan penerima upah (BPU) atau disebut juga Pekerja Rentan.
"RS MH Thamrin melalui seleksi atas rekomendasi berbagai pihak, melakukan pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk 100 orang, selama enam bulan melalui program Gerakan Peduli Pekerja Rentan. Misalnya, supir ambulan di kecamatan, yang tidak memiliki BPJS," ungkapnya.
Ia menuturkan para penerima BPJS Ketenagakerjaan itu merasa sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh RS MH Thamrin Cileungsi dan merasakan jauh lebih aman dalam bekerja.
"Harapannya, setelah masa enam bulan itu, mereka akan melanjutkan pembayaran iuran BPJS secara mandiri," ujar dr. Ika.
"Tentunya, kami secara aktif memberikan edukasi tentang pentingnya BPJS Ketenagakerjaan ini sebagai antisipasi pada kejadian yang tidak diinginkan. Tak hanya buat dirinya, tapi akan bisa membantu keluarganya juga," lanjutnya.
Ada pula, kerjasama Jamkesda dengan pihak Pemda Bogor dan kegiatan layanan kesehatan yang ditujukan pada masyarakat secara langsung.
"Seperti sunatan masal atau Medical Check Up (MCU) pada masyarakat. Bisa dilakukan oleh kami sendiri atau bekerjasama dengan pelaku usaha ataupun institusi," kata dr Ika lagi.
Langkah ini, menurutnya, dilakukan dengan tujuan untuk membantu masyarakat agar lebih peduli pada kesehatan, yang pada ujungnya akan menurunkan tingkat risiko atas suatu penyakit.
Baca juga: Para Pemenang CSR Outlook Awards 2023
"Salah satunya, penyakit tidak menular. Seperti Jantung atau Diabetes Melitus atau Hipertensi. Karena penyakit-penyakit serupa, akan lebih mudah diatasi jika terdeteksi secara dini," jelas dr. Ika.
"Kami pun tak hanya memeriksa masyarakat tapi juga memberikan tips atau anjuran, untuk menghindari penyakit tersebut. Sehingga menuju masyarakat sehat itu bukan hanya mimpi, tapi akan menjadi kenyataan di Indonesia," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya