Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sejumlah organisasi memprotes pembangunan insinerator Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Insenerator PLTSa merupakan fasilitas pemrosesan sampah dengan cara membakar sampah yang ada dan diubah menjadi energi listrik.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Rabu (9/8/2023) telah mengumumkan nama pemenang tender yang akan membangun dan mengelola TPPAS Legok Nangka.

Baca juga: PLTSa Putri Cempo, Menanti Teknologi Baru Pengelolaan Sampah Kota Solo

Sejumlah organisasi seperti Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Walhi Nasional, dan Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA), menyerukan penghentian penggunaan insinerator.

Mereka mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat meninjau ulang keputusan pemilihan teknologi insenerator di tengah kondisi darurat sampah.

Mereka berpandangan, insinerator PLTSa bukanlah solusi mengatasi persoalan sampah, justru akan menimbulkan permasalahan sosial maupun lingkungan yang baru.

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Meiki Paendong mengatakan, insinerator merupakan cara paling mahal untuk menangani sampah dan menghasilkan listrik.

Menurutnya, kota dan kabupaten masih sangat memerlukan tambahan anggaran yang sangat besar untuk mengelola sampah secara terpilah dan mengurangi sampah dari sumbernya.

Baca juga: PLTSa Putri Cempo Solo Ditargetkan Beroperasi Oktober 2023, Moeldoko Ungkap Masih Ada Kendala

Dia menambahkan, pendanaan untuk insinerator seharusnya dialihkan untuk mengelola sampah organik yang menjadi penyebab terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti dan TPA Leuwigajah.

Untuk diketahui, TPA Sarimukti sempat mengalami insiden kebakaran selama lebih dari tujuh hari dan berujung pada pengumuman status darurat sampah.

“Investasi pada pengomposan berpotensi menghasilkan pekerjaan baru setidaknya enam kali lipat dibanding insinerator,” ujar Meiki, sebagaimana dilansir dari siaran pers AZWI.

Sementara itu, Staf Kebijakan Iklim GAIA Yobel Novian Putra menyebutkan adanya dampak negatif dari insinerator.

Baca juga: PLTSa Putri Cempo Solo Diperkirakan Beroperasi April 2023, Tumpukan Sampah Habis dalam 5 Tahun

“Insinerator hanya akan mereplikasi terbakarnya TPA Sarimukti yang melepas gas rumah kaca dalam skala besar,” tutur Yobel.

“Seperti terbakarnya sampah di TPA, insinerator membakar campuran berbagai jenis sampah, baik sampah organik maupun plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil,” sambungnya.

Beberapa studi terbaru menunjukan, insinerator di AS, Inggris, dan Eropa melepaskan emisi gas rumah kaca lebih besar daripada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

“Pembakaran sampah organik hanya mengonversi emisi gas metan dari sampah organik menjadi karbon dioksida secara masif,” paparnya.

“Ini hanya akan menjauhkan Indonesia dari target Perjanjian Paris dan perjanjian Global Methane Pledgeyang ditandatangani Indonesia belum lama ini,” sambungnya.

Baca juga: Uji Coba PLTSa Putri Cempo Solo, Gibran Janji Carikan Solusi bagi Warga yang Terdampak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

8.126 Ton Sampah Pasca-Lebaran Diangkut dari Kepulauan Seribu

8.126 Ton Sampah Pasca-Lebaran Diangkut dari Kepulauan Seribu

Pemerintah
Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Swasta
Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Pemerintah
BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

Pemerintah
Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Swasta
RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

Pemerintah
Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Swasta
Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Swasta
Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Pemerintah
2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

Pemerintah
Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Pemerintah
IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

Swasta
AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

Pemerintah
12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

Pemerintah
Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun

Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Presiden Iran Pecat Wapres Shahram Dabiri karena Liburan Mewah ke Antartika
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau