Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

82 Persen Masyarakat Indonesia Yakin Dampak Perubahan Iklim Bisa Diatasi

Kompas.com, 14 September 2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Menurut survei terbaru, 93 persen responden di Indonesia mengaku khawatir mengenai dampak perubahan iklim. Akan tetapi, 82 persen dari total responden meyakini bahwa dampak perubahan iklim masih bisa diatasi.

Temuan tersebut terkuak dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Iluminate Asia, sebuah perusahaan riset pasar. Survei di Indonesia ini merupakan bagian dari survei global di 26 negara yang dilakukan oleh Independent Research Institute Network (IRIS).

Tingginya optimisme masyarakat yang menyakini bahwa dampak perubahan iklim yang masih bisa diatasi merupakan sebuah hal yang membahayakan.

Baca juga: Banjir yang Porakporandakan Libya Jadi Bukti Ganasnya Perubahan Iklim

Pasalnya, dalam Konferensi Perubahan Iklim di Glasgow pada 2022, PBB menyatakan bahwa ada banyak dampak dari perubahan iklim yang tidak lagi bisa diperbaiki.

Country Head Illuminate Asia Haris Rahmanto menyampaikan, tingginya optimisme itu merupakan sebuah fenomena psikologis yang disebut sebagai bias optimisme.

“Bias optimisme adalah istilah psikologi terhadap kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemungkinan terjadinya hasil positif dan meremehkan kemungkinan terjadinya hal-hal negatif,” kata Haris, sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/9/2023).

Haris menambahkan, karena masyarakat sangat optimis bahwa perubahan iklim masih bisa diatasi, mereka cenderung mengabaikan tindakan preventif.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Perilaku dan Fungsi Tumbuhan Berubah

Mereka juga bahwa konsekuensi dari perubahan iklim tidak akan memengaruhi mereka secara langsung, sehingga tidak mengambil tindakan apapun.

Dalam perubahan iklim, dampak dari bias optimisme bisa berakibat fatal.

Haris menekankan pentingnya usaha untuk menekan bias optimisme dan membuka mata masyarakat bahwa dampak perubahan iklim sudah di depan mata dan sulit dicegah.

Masyarakat harus mengedepankan urgensi dalam membantu memperlambat dampak perubahan iklim.

Baca juga: Presiden COP28: Dunia Kehilangan Kesempatan Capai Tujuan Perubahan Iklim

NZE dan energi terbarukan

Salah satu strategi yang dirumuskan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah usaha untuk mencapai ekonomi netralitas karbon atau net zero emissions (NZE) economy.

Dlam surveinya, Iluminate Asia menyebutkan 21 persen masyarakat skeptis bahwa Indonesia akan mencapai NZE economy.

Temuan ini berbanding terbalik dengan studi serupa pada 2021 yang mengungkapan, hanya 6 persen masyarakat skeptis Indonesia akan mencapai NZE.

Meski demikian, tingkat pesimisme ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata global sebesar 38 persen.

Energi terbarukan juga menjadi topik penting lainnya. 58 persen masyarakat Indonesia menganggap energi terbarukan harus dijadikan prioritas penanganan utama.

Dalam hal pentingnya prioritas terhadap energi terbarukan, Indonesia menduduki peringkat kedelapan dari 27 negara yang disurvei setelah Panama, Meksiko, Brasil, Romania, Kolombia, Italia, dan India.

Baca juga: Ini Komitmen LIXIL Group Perangi Dampak Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau