KOMPAS.com - Masih banyak anak-anak Indonesia yang mengalami gizi buruk hingga berujung stunting.
Menurut laporan dari World Food Programme pada 2009, sekitar 22,9 juta orang di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka dan 30,8 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting.
Sebagai informasi, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Baca juga: Turunkan Stunting, APPBI DKI Jakarta Donasikan Rp 100 Juta ke Dompet Dhuafa
Stunting pada anak dapat ditandai dengan tinggi badan anak lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7 persen, yang berarti sekitar satu dari empat balita atau total lebih dari 8 juta anak di Indonesia mengalami stunting.
Namun, seiring berjalannya waktu, Indonesia berhasil menurunkan angka prevalensi stunting. Pada 2021, SSGI mencatat angka prevalensi stunting ada di angka 24,4 persen dan pada 2022 menjadi 21,6 persen.
Baca juga: Kejar Prevalensi Stunting 14 Persen, Protein Energy Ratio Penting Diperhatikan
Meski data yang tercatat terus membaik, bukan berarti orangtua dapat lengah dari bahaya stunting. Peran orangtua sangat penting untuk mencegah anak-anak terkena stunting. Berikut lima hal yang perlu dilakukan orangtua sebagai pencegahan stunting pada anak.
Ingat, langkah ini mesti dimulai sebelum anak lahir, yakni sejak pembuahan sel telur. Selama masa ini, Ibu hamil perlu mengkonsumsi makanan yang seimbang dan kaya gizi untuk mendukung pertumbuhan janin dengan baik.
Baca juga: Begini Cara Pemberian ASI untuk Mencegah Stunting pada Bayi BBLR
Kemudian, bayi juga perlu diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Adapun usia pemberian MPASI yang dianjurkan WHO adalah enam bulan. Meski demikian, orang tua sebaiknya mengonsultasikan usia MPASI bayi pada dokter untuk mendapatkan panduan tepat sesuai dengan perkembangan anak.
Untuk memberikan berbagai nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak, kenalkan anak Anda pada berbagai jenis makanan, termasuk sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral. Ini akan membangun fondasi kuat untuk kesehatan anak.
Saat anak masih dalam usia pertumbuhan, orangtua sebaiknya membatasi asupan gula pada anak. Maka, hindari camilan dan minuman manis agar asupan gula yang masuk dalam tubuh anak tidak berlebihan.
Baca juga: Pentingnya Asupan Nutrisi Lengkap untuk Cegah Stunting dan Tingkatkan Daya Saing SDM Indonesia
Adapun gula biasanya terdapat pada makanan seperti permen, minuman manis, dan makanan cepat saji, Mengkonsumsinya secara berlebihan bisa mendatangkan risiko obesitas, bahkan stunting, pada anak.
Hindari makan terlalu cepat atau terlalu lambat, serta pastikan anak mendapatkan makanan yang cukup dalam sehari.
Peran orangtua adalah kunci dalam mencegah stunting pada anak-anak. Dengan melakukan beberapa cara di atas, Anda dapat membantu menghindari stunting pada anak dan otomatis mengupayakan penurunan stunting di Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya