JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) Ikaputra menilai, kereta api tak hanya dapat meningkatkan daya saing bangsa, tapi juga mampu mengurangi risiko ancaman kebencanaan akibat perubahan iklim.
Hanya, menurut dia, sektor perkeretaapian belum cukup didukung pemerintah. Hal ini disebabkan oleh nilai investasi yang besar, dan return (pengembalian) lambat. Jadi, fiskal negara tidak pas dengan kebutuhan pendanaan.
"Untuk itu perlu dirumuskan green financing (pembiayaan hijau) yang tepat di sektor perkeretaapian,” ungkap Ikaputra dilansir dari laman Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kamis (21/9/2023).
Dia berharap, adanya sinergi yang baik antar Kementerian/Lembaga (K/L).
Baca juga: Ada 205.078 WNA Naik Kereta Api, Nih Relasi Favoritnya
Mulai dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta Kemenhub.
Keempat kementerian ini diharapkan secara terpadu merencanakan dan menciptakan pemahaman yang sama tentang konsep pembiayaan hijau.
“Transportasi harus pro-rakyat dan pro-lingkungan untuk mewujudkan Indonesia maju,” tambah dia.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong implementasi green financing (pembiayaan hijau) pada proyek-proyek perkeretaapian di Indonesia.
Senada dengan Ikaputra, kereta api merupakan moda transportasi ramah lingkungan yang dinilai menjadi salah satu solusi mengatasi masalah perubahan iklim.
Menurut dia, pembiayaan hijau menjadi salah satu terobosan baru bagi industri keuangan untuk bisa mengalokasikan dana kepada proyek pembangunan.
Orientasinya adalah pada pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek perlindungan dan mitigasi kerusakan lingkungan.
“Untuk menciptakan transportasi hijau, berkelanjutan, berkeadilan, berkeselamatan membutuhkan cost (biaya) yang tinggi. Tetapi, kalau ini tidak diwujudkan, masalah polusi dan perubahan iklim tidak bisa kita atasi,” tutup Budi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya