BATAM, KOMPAS.com - Badan pengusahaan (BP) Batam secara resmi memulai pembangunan atau groundbreaking Kawasan Industri Tunas Prima yang berkonsep green.
Kawasan Industri tersebut berada di Industri Tunas Prima, Kabil, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), dengan total nilai investasi Rp 20 triliun.
Chairman of Tunas Group Dolly mengatakan, Kawasan Industri Tunas Prima adalah kawasan industri modern yang mengadopsi prinsip-prinsip green industry.
"Ini merupakan salah satu green industry yang pertama, dan tentunya akan membawa nama baik Batam juga ke depannya," ungkap Dolly.
Dolly menambahkan, investasi awal dari Tunas Group dalam pembangunan Kawasan Industri Tunas Prima sebesar Rp 2 triliun. Ditambah lagi dengan dua perusahaan yang berkomitmen untuk menanamkan investasinya sebesar Rp 3,5 triliun.
Baca juga: Hotel di Asia Tenggara Dinilai Gagal Wujudkan Konsep Green Premium
"Jadi dengan kehadiran kita ini, harapannya akan banyak sekali industri baru yang masuk ke tempat sini. Total investasinya itu sekitar Rp 20 triliun," terang Dolly.
Sementara itu, Kepala BP Batam M Rudi mengatakan, beberapa tahun belakangan ini, BP Batam melakukan sejumlah pembangunan infrastruktur untuk menarik investor datang ke Batam.
Salah satu investor yang hadir dari kerja keras itu adalah Tunas Group yang membangun Kawasan Industri Tunas Prima.
"Dengan adanya investasi yang akan masuk ke Kawasan Industri Tunas Prima itu bisa terus berlanjut. Sehingga, akan berdampak pada perputaran ekonomi di Batam ke depannya," imbuh Rudi.
Sebagaimana diketahui, saat ini BP Batam tengah membangun perluasan Bandara Internasional Hang Nadim.
Baca juga: Green Jobs, Bidang Pekerjaan Layak yang Menjawab Masalah Lingkungan
Hal ini, dilakukan agar seluruh produk yang dihasilkan di Kawasan Industri Tunas Prima bisa langsung keluar melalui bandara, tanpa harus melalui Pelabuhan Batu Ampar.
"Makanya bandara kami bangun dan nanti kami harapkan, ada penerbangan langsung dari luar negeri langsung kesini (Batam)," papar Rudi.
Ia juga memberikan apresiasi atas komitmen yang ditunjukkan oleh Tunas Group yang segera membangun kawasan industri setelah mendapatkan alokasi tanah dari BP Batam.
Dengan adanya Kawasan Industri Tunas Prima ini, dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Batam.
Baca juga: Bangun Rumah Ramah Lingkungan, Sinarmas Gunakan 20 Persen Produk Green Label
Sebagaimana dicapai pada tahun 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi Batam berada pada angka 6,84 persen. Tahun 2023 ini, ditargetkan 7 persen, dan 8 persen pada tahun 2025.
"Dengan catatan tidak boleh ada keributan. Semua harus berjalan dengan baik. Saya titip kepada seluruh masyarakat Batam untuk menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin. Kalau dengan emosional, yakin lah ini akan menjadi masalah dan yang rugi adalah kita semua," pungkas Rudi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya