JAKARTA, KOMPAS.com - Galon guna ulang atau isi ulang dinilai aman untuk digunakan masyarakat. Hal tersebut lantaran setiap kemasan galon guna ulang yang beredar sudah memiliki izin edar BPOM dan bersertifikat SNI guna menjaga kualitas dan keamanan AMDK.
Ketua Umum Asosiasi Perkumpulan Perusahaan Air minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan hal itu dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Menurut Rachmat, kemasan galon guna ulang yang digunakan industri sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 20 tentang Kemasan Pangan serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24 tahun 2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang yang memastikan bahwa bahan kemasan tersebut aman untuk pangan.
Baca juga: Progam Air Sehat dan Berkualitas Hadir di SMAN 1 Bintan Timur
Kendati demikian, Rachmat menjelaskan, pada kenyataannya semua jenis kemasan termasuk plastik PC maupun Polietilen Tereftalat (PET) alias galon sekali pakai memiliki risiko luruhan zat kimia yang digunakan dalam proses produksi kemasan tersebut.
"Namun selama memenuhi persyaratan ambang batas sesuai peraturan maka aman untuk digunakan," ujarnya.
Dia melanjutkan, kemasan AMDK Polikarbonat telah melayani masyarakat Indonesia sejak tahun 1983 atau sudah 40 tahun dalam memenuhi kebutuhan konsumsi yang sehat bagi seluruh masyarakat.
Rachmat menegaskan, sampai sekarang belum pernah ada masalah kesehatan akibat mengkonsumsi AMDK kemasan polikarbonat.
Baca juga: Air Mancur Apresiasi Mitra Berprestasi di Jawa Timur
Menurut data BPOM, galon polikarbonat digunakan oleh 96.4 industri AMDK yang berarti pengguna Galon PET hanya sekitar 3,6 persen.
Pelaku industri AMDK nasional berjumlah lebih dari 700 pelaku usaha dengan lebih dari 2.000 merek di seluruh Indonesia. Aspadin sendiri menaungi 300 produsen AMDK dari Aceh sampai Papua.
Galon guna ulang ini juga digunakan secara luas oleh pelaku usaha depo air minum isi ulang untuk kebutuhan masyarakat Indonesia. Ada sekitar 60.000 depo air minum isi ulang di seluruh Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya