Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Lapangan kerja bidang energi terbarukan di seluruh dunia melonjak dua kali lipat lebih dalam 10 tahun terakhir. Hal tersebut mengindikasikan masa depan pekerjaan di b bidang energi terbarukan semakin menjanjikan.

Pada 2012, jumlah lapangan kerja di bidang energi terbarukan tercatat 7,3 juta. 10 tahun kemudian, pada 2022, jumlah lapangan kerjanya mencapai 13,7 juta.

Hal tersebut tertuang dalam laporan terbaru dari Badan Energi Terbarukan Internasional atau International Renewable Energy Agency (Irena) dan Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO).

Baca juga: Kurangnya Lapangan Kerja Jadi Tantangan Bonus Demografi Indonesia

Laporan bertajuk Renewable Energy and Jobs: Annual Review 2023 tersebut merupakan edisi kesepuluh dari laporan sejenis.

Laporan tersebut menemukan, energi terbarukan menarik peningkatan investasi, sehingga menciptakan lapangan kerja di banyak negara.

Akan tetapi, seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar lapangan pekerjaan terkonsentrasi di beberapa negara saja. Contohnya, China menyumbang 41 persen dari total lapangan kerja di bidang energi terbarukan global.

Brasil, negara-negara Uni Eropa (UE), India, dan Amerika Serikat (AS) termasuk di antara negara-negara lainnya.

Baca juga: Investasi Hijau Bisa Ciptakan 1,66 Juta Lapangan Kerja per Tahun

Negara-negara tersebut berkontribusi terhadap sebagian besar instalasi kapasitas terpasang energi terbarukan global dan memainkan peran penting dalam manufaktur peralatan, teknik, dan layanan terkait.

Dari berbagai jenis teknologi enegri terbarukan, sektor pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menyumbang lapangan kerja terbesar pada tahun 2022.

Sektor PLTS menyerap 4,9 juta lapangan kerja, lebih dari sepertiga dari total tenaga kerja di bidang energi terbarukan.

Direktur Jenderal Irena Francesco La Camera menyebutkan, 2022 adalah tahun yang luar biasa untuk lapangan kerja di bidang energi terbarukan, di tengah banyaknya tantangan.

Baca juga: Jateng Punya 2.421 Desa Mandiri Energi, Buka Lapangan Kerja dan Diversifikasi Ekonomi

“Menciptakan jutaan lapangan kerja akan membutuhkan investasi yang lebih cepat dalam teknologi transisi energi,” kata La Camera dalam siaran pers, Kamis (28/9/2023).

Dia menambahkan, para pemimpin G20 baru-baru ini menyepakati percepatan penambahan energi terbarukan global hingga tiga kali lipat pada 2030, sesuai rekomendasi Irena menjelang KTT Iklim PBB COP28.

“Saya menyerukan kepada semua pembuat kebijakan untuk menggunakan momentum ini sebagai peluang untuk mengadopsi kebijakan ambisius yang mendorong perubahan sistemik yang diperlukan,” tutur La Camera.

Direktur Jenderal ILO Gilbert F Houngbo mengatakan, untuk semakin meningkatkan kualitas dan pertumbuhan lapangan kerja hijau, dibutuhkan pula kebijakan yang kuat.

“Kebijakan khusus untuk pertumbuhan makroekonomi yang inklusif, perusahaan yang berkelanjutan, pengembangan keterampilan, intervensi aktif pasar tenaga kerja lain, perlindungan sosial, keselamatan dan kesehatan kerja serta hak-hak lain di tempat kerja, serta menemukan solusi baru melalui dialog sosial,” kata Houngbo.

Baca juga: PLTS Tambak Garam Terbesar di Dunia Resmi Beroperasi, Luas Setara 1.868 Lapangan Sepak Bola

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
Pemerintah
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Pemerintah
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Pemerintah
5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
Pemerintah
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
LSM/Figur
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Pemerintah
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
LSM/Figur
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
LSM/Figur
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Swasta
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Pemerintah
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Pemerintah
Industri Pelayaran Terancam Gagal Capai Target Bahan Bakar Bersih 2030
Industri Pelayaran Terancam Gagal Capai Target Bahan Bakar Bersih 2030
Swasta
Anggaran Kemenhut 2026 DItetapkan Sebesar Rp 6,04 Triliun
Anggaran Kemenhut 2026 DItetapkan Sebesar Rp 6,04 Triliun
Pemerintah
Tradisi Sasi: Cerita, Realita, dan Harapannya untuk Konservasi
Tradisi Sasi: Cerita, Realita, dan Harapannya untuk Konservasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB: Revisi PP 24/2021 Harus Dijalankan dengan Hati-hati
Guru Besar IPB: Revisi PP 24/2021 Harus Dijalankan dengan Hati-hati
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau