Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemiskinan Masih Jadi Pekerjaan Rumah di Indonesia, Bagaimana Solusinya?

Kompas.com, 4 Oktober 2023, 09:10 WIB
Nirwana Hafizh,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Kemiskinan Masih Jadi Pekerjaan Rumah di Indonesia, Bagaimana Solusinya?

KOMPAS.com - Hingga saat ini, kemiskinan menjadi salah satu permasalahan sosial yang masih menjadi tantangan di Indonesia. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2022, tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan angka 9,57 persen atau sekitar 26,36 juta orang yang berada di bawah garis kemiskinan.

Pemerintah punya tanggung jawab untuk mencari jalan keluarnya. Namun, sebagai masyarakat, tak ada salahnya untuk ikut berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan. Ada berbagai cara bisa dilakukan. Berikut di antaranya.

1. Memberdayakan ekonomi lokal

Hal pertama yang bisa kamu lakukan sebagai upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia adalah dengan memberdayakan ekonomi lokal. Dibandingkan membeli barang-barang impor, kamu bisa mulai membeli produk lokal milik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kalau pintar memilih, kualitas produk UMKM juga tak kalah dengan yang impor lho.

Saat ini, produk UMKM sudah mudah ditemukan. Kamu bisa mencarinya di e-commerce hingga supermarket sekalipun. Dalam lingkup yang lebih kecil, kamu juga bisa berkontribusi terhadap perekonomian sekitar. Misalnya, dengan jajan di warung, membeli hasil bumi di pasar tradisional, dan membeli produk yang dijual oleh tetangga.

Dengan membeli produk dan jasa dari mereka, kamu sudah membantu menciptakan lapangan kerja lokal dan menggerakkan perekonomian di daerah sekitar.

Bila ingin berupaya lebih, kamu juga bisa membangun komunitas untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan peluang UMKM. Adapun saat ini, ada banyak komunitas yang membantu pemberdayaan masyarakat, misalnya Komunitas Pemberdayaan Perempuan di Kota Padang, Komunitas Pemberdayaan Petani di Kabupaten Brebes, dan Komunitas Pemberdayaan Nelayan di Kabupaten Pangandaran.

Terinspirasi dari hal itu, kamu juga bisa memulainya secara kecil-kecilan untuk menyejahterakan masyarakat.

2. Meningkatkan pendidikan finansial

Salah satu hal dasar yang diperlukan untuk menghindari kemiskinan adalah memiliki literasi finansial yang baik. Untuk itu, kamu perlu mengetahui pemahaman soal ini. Agar berdampak pada sekitar, pengetahuan finansial yang sudah kamu dapat nanti bisa juga dibagikan kepada masyarakat yang kurang akses terhadap informasi ini. Dengan begitu, mereka dapat mengelola uang dengan lebih bijak.

Gerakan seperti itu sudah dilakukan oleh salah satu komunitas bernama Jemberindo. Berkat kepedulian mereka terhadap literasi finansial UMKM di wilayah Jember, komunitas ini berupaya memberikan pengetahuan tentang manajemen keuangan kepada para pelaku UMKM.

Terinspirasi gerakannya, kamu bisa mulai menerapkan cara tersebut ke orang-orang terdekatmu.

3. Melakukan usaha produktif

Memulai usaha kecil atau proyek produktif dapat memberikan pendapatan tambahan dan menciptakan lapangan kerja. Ini juga bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kalau kamu tertarik dengan langkah seperti ini dan kebetulan cukup modal, cobalah untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang sesuai dengan keahlian masyarakat di sekitar.
Jika sudah tahu, kamu bisa memulainya dengan perencanaan yang matang.

Kalau cara seperti itu dianggap terlalu utopia, kamu juga bisa mengajak teman atau mencari tim yang memiliki visi sama untuk menjalankannya.

4. Meningkatkan pendidikan dan memberi pelatihan

Meningkatkan pendidikan adalah salah satu jalan untuk mengentaskan kemiskinan. Pendidikan yang dimiliki bahkan bisa menjadi modal untuk mencari peluang dan meningkatkan pendapatan.

Agar lebih berdampak, kamu bisa membantu individu atau keluarga yang kurang beruntung dengan memberikan pelatihan atau bimbingan keterampilan. Hal ini dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai usaha kecil.

Sebagai informasi, saat ini, ada platform yang bisa menghubungkan komunitas wirausaha global dan relawan mentor bisnis, yakni MicroMentor. Platform ini bisa jadi wadah kamu yang ingin menjadi mentor relawan.

Itulah empat cara yang bisa kamu lakukan sebagai upaya menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Yuk, mulai dari cara yang mudah sekarang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Program Smartani Antar Sido Muncul Jadi Peringkat Pertama Indonesia's SDGs Action Awards 2025
Program Smartani Antar Sido Muncul Jadi Peringkat Pertama Indonesia's SDGs Action Awards 2025
BrandzView
UN Women Peringatkan, Kekerasan Digital Berbasis AI Ancam Perempuan
UN Women Peringatkan, Kekerasan Digital Berbasis AI Ancam Perempuan
Pemerintah
Kelaparan Global Bisa Diatasi dengan Kurang dari 1 Persen Anggaran Militer
Kelaparan Global Bisa Diatasi dengan Kurang dari 1 Persen Anggaran Militer
Pemerintah
Gunung Semeru Erupsi, Jalur Pendakian Ditutup dan Pendaki Diminta Turun
Gunung Semeru Erupsi, Jalur Pendakian Ditutup dan Pendaki Diminta Turun
Pemerintah
Korea Selatan Pensiunkan PLTU, Buka Peluang Investasi Energi Bersih RI
Korea Selatan Pensiunkan PLTU, Buka Peluang Investasi Energi Bersih RI
LSM/Figur
Rumput Laut RI Dilirik Investor Asing untuk Produksi Sedotan Ramah Lingkungan
Rumput Laut RI Dilirik Investor Asing untuk Produksi Sedotan Ramah Lingkungan
Pemerintah
Target Investasi Sektor Perikanan Rp 79 T, KKP Janji Permudah Izin
Target Investasi Sektor Perikanan Rp 79 T, KKP Janji Permudah Izin
Pemerintah
Kemenhut Resmikan Bioetanol dari Aren, Disebut Jadi Tonggak Transisi Energi
Kemenhut Resmikan Bioetanol dari Aren, Disebut Jadi Tonggak Transisi Energi
Pemerintah
Indonesia Mundur dalam Transisi Energi, 19 Juta Lapangan Kerja Berpeluang Hilang
Indonesia Mundur dalam Transisi Energi, 19 Juta Lapangan Kerja Berpeluang Hilang
LSM/Figur
Pertamina NRE Terbitkan Kredit Karbon Baru, Diklaim 90 Persen Terjual
Pertamina NRE Terbitkan Kredit Karbon Baru, Diklaim 90 Persen Terjual
BUMN
Terobosan Data Iklim, Studi Rilis Rekam Jejak Penyimpanan CO2 Bawah Tanah Dunia
Terobosan Data Iklim, Studi Rilis Rekam Jejak Penyimpanan CO2 Bawah Tanah Dunia
Pemerintah
CELIOS: RI Terlalu 'Jualan' Hutan dan Laut di KTT COP30
CELIOS: RI Terlalu "Jualan" Hutan dan Laut di KTT COP30
LSM/Figur
Konsekuensi Tunda Net Zero, Gelombang Panas akan Lebih Lama dan Sering
Konsekuensi Tunda Net Zero, Gelombang Panas akan Lebih Lama dan Sering
Pemerintah
Restorasi Gambut di Ketapang Cegah Karhutla Selama Satu Dekade Terakhir
Restorasi Gambut di Ketapang Cegah Karhutla Selama Satu Dekade Terakhir
LSM/Figur
Kementerian PPN/Bappenas Apresiasi Praktik Baik Pembangunan lewat Indonesia’s SDGs Action Awards 2025
Kementerian PPN/Bappenas Apresiasi Praktik Baik Pembangunan lewat Indonesia’s SDGs Action Awards 2025
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau