Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Terbuka Hijau Jakarta Hanya 5,18 Persen, Ini Solusi dari SBI

Kompas.com - 09/10/2023, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan penting untuk mendukung kualitas hidup masyarakat yang lebih baik serta kesehatan lingkungan yang berkelanjutan.

Namun, pengembangan RTH di kota megapolitan seperti Jakarta kerap menjadi tantangan. Laju urbanisasi mengubah lahan kosong di perkotaan menjadi gedung dan area tempat tinggal, menyisakan sedikit ruang untuk RTH.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per tahun 2023, DKI Jakarta memiliki RTH sebesar 33,33 juta meter persegi. Luas ini setara 5,18 persen dari luas wilayah DKI Jakarta secara keseluruhan.

Kepadatan tata ruang kota dan buruknya kualitas udara belakangan ini, juga menyebabkan beberapa permasalahan kesehatan, lingkungan, serta kebutuhan tempat aktivitas luar ruang alami.

Baca juga: Ruang Terbuka Hijau Minim, Kolong Tol Becakayu Disulap Jadi Taman

Permasalahan tersebut membuat pengembangan kuantitas dan kualitas RTH menjadi penting dan memerlukan partisipasi berbagai pihak. Selain itu, pengembangan RTH harus didukung dengan akses yang inklusif khususnya bagi pejalan kaki.

Oleh karena itu, Staff Ahli Kementerian PUPR Firdaus Ali menegaskan, membangun kota hijau adalah fokus Pemerintah Indonesia saat ini.  

"Pembangunan kota di Indonesia akan difokuskan ke pembangunan yang lebih hijau, salah satunya dengan pengadaan taman," kata Firdaus saat diskusi bertajuk “Peran Taman Bagi Publik di Perkotaan” dalam rangka Festival Taman 2023 yang diadakan oleh Komunitas Ayo Ke Taman di Taman Cempaka, Cipayung, Jakarta Timur (8/10/2023).

Direktur PT Pendawa Lestari Perkasa (PLP) unit bisnis SBI untuk aplikasi solusi beton inovatif, Widodo Ariawan menambahkan, pentingnya kualitas fasilitas penunjang RTH yang memadai. Salah satu fasilitas penting yang perlu diperhatikan adalah akses untuk pejalan kaki.

“Akses pejalan kaki adalah salah satu fasilitas RTH utama yang perlu dibuat agar masyarakat nyaman melakukan aktivitas di taman dengan berjalan kaki,” kata Widodo.

Dia menambahkan, SBI sebagai bagian dari SIG, telah menghadirkan inovasi solusi untuk mengatasi dan mengadaptasi permasalahan lingkungan. 

Beberapa di antaranya bisa digunakan dalam pembangunan akses pejalan kaki yang aman dan nyaman serta ramah lingkungan.

Baca juga: Pendidikan Lingkungan Hidup Penting Jadi Dasar Upaya Perlawanan Perubahan Iklim

“Hingga tahun 2023 ini,sudah ada sembilan RTH di Jakarta yang menggunakan solusi dari SBI yaitu ThruCrete, perkerasan beton berpori untuk menyerap limpasan air di permukaan dan DekoCrete yaitu perkerasan beton dekoratif,” tambah Widodo. 

Solusi bernilai tambah yang dihadirkan SBI adalah salah satu bentuk komitmen SBI untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan khususnya di perkotaan.

“Kontribusi SBI dalam pembangunan berkelanjutan di Jakarta ini, hadir dalam bentuk inovasi solusi ramah lingkungan yang dapat diaplikasikan di berbagai RTH di Jakarta,” tutur Widodo.

Hal ini merupakan langkah nyata dalam mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan dalam Sustainability Road Map.

Sejak tahun 2016, SBI telah melakukan kegiatan revitalisasi trotoar di fasilitas publik termasuk revitalisasi RTH di Provinsi DKI Jakarta menggunakan solusi ThruCrete dan DekoCrete.

Antara lain di kawasan Gelora Bung Karno Senayan, kawasan Kebayoran Baru (Blok M, Barito, Melawai, Gunawarman, Trunojoyo dan area Perum Peruri), kawasan Jalur MRT (Bundaran Patung Pemuda sampai Stasiun Fatmawati), dan kawasan Lapangan Banteng.

Kemudian Masjid Istiqlal, Pasar Baru, Tugu Tani, Wahid Hasyim, Simpang Sarinah sampai Tanah Abang, beberapa lokasi RTH, Tebet Eco Park, Lebak Bulus, Senayan, Panglima Polim, dan Kramat Jati.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
BUMN
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Pemerintah
Percepatan Net Zero 2050, MKI Integrasikan Emisi GRK ke Perencanaan Bisnis Strategis
Percepatan Net Zero 2050, MKI Integrasikan Emisi GRK ke Perencanaan Bisnis Strategis
Swasta
Nilai Ekonomi Karbon dan Politik Keberlanjutan
Nilai Ekonomi Karbon dan Politik Keberlanjutan
Pemerintah
Sampah Jadi Energi: Bisa Jadi Solusi Maupun Petaka, Risikonya Terlihat Mata
Sampah Jadi Energi: Bisa Jadi Solusi Maupun Petaka, Risikonya Terlihat Mata
Pemerintah
Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti
Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti
Swasta
Genjot Jaringan Listrik ASEAN, ADB-Bank Dunia Rilis Pendanaan Baru
Genjot Jaringan Listrik ASEAN, ADB-Bank Dunia Rilis Pendanaan Baru
Pemerintah
Akademisi UB: Pemanfaatan Geotermal di Indonesia Masih Jauh dari Maksimal
Akademisi UB: Pemanfaatan Geotermal di Indonesia Masih Jauh dari Maksimal
Pemerintah
Nyanyian Lontar di Rai Hawu: Saatnya Adaptasi Iklim Berpijak pada Kekuatan Lokal
Nyanyian Lontar di Rai Hawu: Saatnya Adaptasi Iklim Berpijak pada Kekuatan Lokal
Pemerintah
Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai
Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai
Swasta
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Swasta
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
Pemerintah
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
Pemerintah
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
LSM/Figur
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau