Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pengembangan desa wisata dan tanggap bencana masuk dalam program kunci pembangunan desa untuk pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2024.

Strategi tersebut diambil Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk mengejar pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa tahun depan.

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT Sugito mengatakan, anggaran desa akan dimanfaatkan untuk tiga aspek.

Baca juga: Papua Barat Gelar Penyempurnaan Penyusunan Rencana SDGs Daerah

“Yaitu peningkatan kesejahteraan, peningkatan kualitas hidup, serta penanggulangan kemiskinan yang terlihat melalui program kunci 2024,” kata Sugito di Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Dia menjelaskan, desa tanggap bencana dimasukkan dalam program kunci 2024 karena menurut survei, lebih dari 53.000 desa berpotensi mengalami bencana alam setiap bulan.

Pengembangan desa tanggap bencana juga merupakan respons atas dampak dari perubahan iklim sekaligus upaya untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan.

Pada akhirnya, lanjut Sugito, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat desa, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: 17 Tujuan dan 169 Target SDGs

Sedangkan terkait pengembangan desa wisata, strategi tersebut merupakan alternatif dalam memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki desa.

Contohnya adalah sumber daya alam, manusia, hingga pengetahuan lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui sektor ekonomi kreatif.

“Dengan memanfaatkan dana desa untuk mengembangkan desa wisata, kami berharap dapat menciptakan lapangan pekerjaan informal yang lebih tepat sasaran untuk peningkatan perekonomian desa,” ucap Sugito.

Selain dua program itu, Sugito juga menyebutkan konvergensi pencegahan stunting kembali masuk dalam program kunci 2024.

Baca juga: Pembiayaan SDGs Melambung Tinggi Sejak Pandemi Covid-19

Strategi tersebut dimaksudkan guna mengejar capaian target prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada tahun depan.

Adapun salah satu kegiatan yang kembali diikutsertakan untuk mengejar target tersebut ialah Desa Peduli Kesehatan.

Program lain yang tidak kalah penting guna mempercepat pencapaian SDGs Desa adalah advokasi dan kerja sama untuk mendorong penegakan kewenangan sekaligus jalinan kerja sama multipihak di tiap desa.

“Advokasi dan kerja sama ini perlu sebab survei kami juga menemukan masyarakat desa itu sampai sekarang rentan sekali bergesekan hingga timbul konflik berkepanjangan,” ujar Sugito.

Baca juga: Retno Sebut Capaian SDGs Indonesia Lebih Tinggi dari Rata-rata Dunia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau