Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2023, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pendanaan untuk mencapai mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia maupun dunia meningkat signifikan sejak pandemi Covid-19.

Sebelum pandemi, total kebutuhan pencapaian SDGs di Indonesia pada 2020-2030 sebesar Rp 67.000 triliun dengan kesenjangan pembiayaannya mencapai Rp 14.000 triliun.

Setelah pandemi, total kebutuhan pencapaian SDGs di Indonesia pada periode yang sama meningkat menjadi Rp 122.000 triliun dan kesenjangan pembiayaannya mencapai Rp 24.000 triliun.

Baca juga: Retno Sebut Capaian SDGs Indonesia Lebih Tinggi dari Rata-rata Dunia

Hal tersebut disampaikan Manajer Pilar Pembangunan Ekonomi Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Setyo Budiantoro di Jakarta, Jumat (21/9/2023).

Menurutnya, diperlukan sinergi dalam mengatasi financing gap atau gap pembiayaan dalam mencapai SDGs di Indonesia.

Setyo mengakui, mengandalkan pembiayaan dari pemerintah saja tidak akan cukup mencapai SDGs di Indonesia.

“Oleh karena itu, perlu mobilisasi, inovasi, serta sinergi untuk menutup financing gap,” kata Setyo sebuah webinar, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Sampaikan Komitmen SDGs ASEAN, Retno: Negara Berkembang Tak Dapat Kesempatan yang Sama

Setyo mengatakan, sejauh ini pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menutupi kesenjangan pembiayaan dalam mencapai SDGs di Indonesia.

Salah satunya melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 111 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Setyo menuturkan, Perpres tersebut mendorong platform pembiayaan inovatif untuk SDGs dan menekankan peran dari berbagai pihak mulai dari kementerian, lembaga, filantropi, pelaku usaha, akademisi, hingga organisasi masyarakat.

Dia menambahkan, Indonesia juga memiliki banyak inisiatif terkait pembiayaan mulai dari pembiayaan publik, SDGs bond, pembiayaan campuran, Strategi Nasional Inklusi Keuangan, peta jalan ekonomi berkelanjutan, taksonomi hijau, teknologi finansial, crowd funding, dan lain sebagainya.

Baca juga: Perubahan Iklim Kacaukan Capaian SDGs, Solusi Berbasis Sains Semakin Penting

“Berbagai inisiatif tadi disinergikan supaya (pembiayaan) bukan hanya dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) atau APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), tapi juga non-pemerintah,” paparnya.

Lebih lanjut, Setyo menyampaikan pemerintah juga telah memetakan pembiayaan SDGs berdasarkan tujuannya serta mengembangkan SDGs Financing Hub.

SDGs Financing Hub bertujuan meningkatkan investasi sektor swasta untuk pembangunan berkelanjutan serta memperluas potensi pembiayaan filantropi dan berbasis agama.

“Jadi kita mencoba melakukan demokratisasi akses pada siapapun yang mau melakukan pencapaian SDGs, lalu kita mengatasi asimetri informasi sehingga permintaan dan suplai bisa bertemu,” tutur Setyo.

“Kalau ini bisa terjadi, dengan gotong royong, saya kira pencapaian SDGs kita bisa berhasil,” tambahnya.

Baca juga: Sekjen PBB: Tujuan SDGs 2030 Meleset di Luar Jalur

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau