Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia mengajak negara-negara pulau dan kepulauan menghadapi berbagai permasalahan yang ada.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, saat ini dunia menghadapi krisis akibat perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, polusi kelautan, dan hilangnya beragam keanekaragaman hayati.

"Ini kondisi yang sangat berbahaya untuk kita semua," kata Retni saar membuka Pertemuan Tingkat Menteri atau Ministerial Meeting (MM) Archipelagic and Island States (AIS) Forum, di Bali, Selasa (10/10/2023).

Baca juga: Manfaat KTT AIS Forum Akan Dirasakan Dunia 10 Tahun Mendatang

Retno menuturkan, mewakili Indonesia, dia mengajak semua yang hadir untuk semakin menggiatkan kerja sama dalam mengatasi segala masalah.

"Persaingan, konflik global, dan krisis kepercayaan mengambil alih fokus kita atas kerja sama global," paparnya, sebagaimana rilis yang diterima dari Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum 2023.

Berbagai hal tersebut membuat negara berkembang, khususnya negara kepulauan kecil, menjadi yang terdampak pertama kali.

"Situasinya sudah sangat mendesak. Kita, sebagai negara pulau dan kepulauan, harus segera bekerja sama dan menaikkan solidaritas di antara kita," tutur Retno.

Baca juga: Pengembangan Ekonomi Biru di Pulau Seribu Bisa Jadi Contoh KTT AIS

Retno mengatakan, AIS Forum harus bisa menjadi mercusuar yang membantu kita melihat arah jalan ke depan dalam membangun kerja sama yang berdampak dan inklusif untuk melindungi generasi mendatang.

Retno mengutip dua poin penting pendukung tujuan AIS Forum. Yang pertama, memastikan solidaritas di antara negara-negara pulau dan kepulauan.

"Pandemi telah mengajarkan bahwa tidak ada seorang pun yang selamat, sampai semua saling membantu, saling menyelamatkan. Tantangan yang harus kita hadapi tidak bisa kita prediksi. Artinya, semua hanya bisa diatasi dengan solidaritas," tutur Retno.

Agar bisa menghadapi tantangan, menurut Retno AIS Forum harus terus menggalakkan inovasi untuk menjamin keberlanjutan maritim dunia.

Baca juga: AIS Youth Conference: Pemuda Negara Kepulauan Komitmen Lindungi Ekosistem Laut

Ia juga mengingatkan komitmen kerja nyata untuk empat pilar AIS Forum yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru dan ekowisata, penanggulangan limbah plastik di laut, serta tata kelola maritim yang baik.

"Yang kedua, kita harus menjaga sinergi dengan sesama inisatif lain di tingkat dunia," kata Retno.

Sebagai forum penunjang, AIS perlu terus menjalin kolaborasi dengan forum lain, yang tersebar di seluruh penjuru bumi.

Dia berujar, pertemuan tingkat menteri AIS Forum harus menjadi landasan menuju sinergi solusi untuk menghadapi tantangan dunia.

Baca juga: Polri Terjunkan 4.083 Personel Amankan KTT AIS Forum 2023

Sebagai forum yang melengkapi, AIS Forum harus terus menjalin kolaborasi dengan forum lain, yang tersebar di seluruh penjuru bumi.

Pertemuan tingkat menteri AIS Forum juga harus menjadi landasan menuju sinergi solusi untuk menghadapi tantangan dunia.

"Kita harus bekerja keras menjalankan inisiatif agar mewujud jadi realita," tutup Retno.

Baca juga: Bali Harap KTT AIS Sepakati Komunike Perkuat Mitigasi Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Pemerintah
Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Pemerintah
Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Pemerintah
Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Swasta
InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

BUMN
NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

Pemerintah
Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Pemerintah
IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

Swasta
Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Pemerintah
BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

Pemerintah
Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Pemerintah
COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

Pemerintah
PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

Pemerintah
Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Pemerintah
Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau