Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Data Geospasial Merespons Ancaman Tenggelamnya Pulau-pulau Kecil

Kompas.com - 20/10/2023, 18:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM konferensi tingkat tinggi negara-negara pulau dan kepulauan di Bali, Presiden Joko Widodo menyampaikan pentingnya kewaspadaan dan kesiapan bersama dalam menghadapi perubahan iklim, kenaikan muka air laut, dan pencemaran laut.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, temperatur mengalami kenaikan 0,5 derajat celcius hingga 1 derajat celcius, yang menimbulkan perubahan lingkungan, mencairnya es di kutub dan perubahan pola curah hujan.

Kenaikan muka air laut akibat mencairnya es di kutub sebagai dampak pemanasan global, menjadi ancaman bagi negara-negara pulau (island state) dan negara kepulauan (archipelagic state).

Negara-negara pulau antara lain Tuvalu, Vanuatu, Mikronesia, Damoa, dan Maladewa. Sementara negara kepulauan antara lain Indonesia, Filipina Vietnam, Malaysia, Singapura Jepang, Papua Nugini, dan Selandia Baru.

Kenaikan muka air laut akan berdampak fatal bagi lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil. Sebagian dataran rendah dan pesisir akan mengalami abrasi dan tergenang permanen. Sehingga luas daratan akan berkurang.

Kenaikan muka air laut juga akan mengakibatkan gangguan ekologi pada ekosistem mangrove, padang lamun dan kawasan budidaya di dataran rendah seperti tambak dan pertanian.

Kenaikan muka air laut juga dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil yang dimiliki oleh negara-negara pulau dan negara kepulauan.

Pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan dua ribu kilometer persegi beserta kesatuan ekosistemnya.

Negara-negara pulau dan negara kepulauan perlu melakukan identifikasi, pemetaan dan monitoring yang lebih intensif terhadap keberadaan pulau-pulau kecilnya, dengan memanfaatkan teknologi geospasial dan penginderaan jauh.

Citra satelit resolusi tinggi seperti Geoeye, Worldview, Ikonos, Quickbird, dan Formosat dapat digunakan untuk monitoring dinamika di pulau-pulau kecil akibat kenaikan muka air laut.

Citra satelit ini memiliki keunggulan dapat melakukan perekaman permukaan bumi hingga 50 cm, sehingga sangat akurat untuk pemetaan dinamika lingkungan di pulau-pulau kecil.

Citra satelit tersebut juga bisa digunakan untuk analisis potensi sumber daya alam, potensi mineral, tambang, dan tutupan hutan di pulau-pulau kecil.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia perlu meningkatkan kapasitas dan kemampuan terkait penginderaan jauh, dan seyogyanya kita mempunyai satelit sendiri untuk kemandirian pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Data geospasial berupa garis pantai dan batimetri sangat penting untuk mendukung pemodelan potensi tenggelamnya pulau-pulau kecil akibat kenaikan muka air laut.

Data garis pantai dan batimetri yang detail dapat diperoleh dari rangkaian peta rupa bumi skala detail, misalnya skala 1:5000.

Sayangnya kita belum selesai dengan peta rupa bumi skala detail untuk seluruh wilayah Indonesia.

Badan Informasi Geospasial sebagai lembaga pemerintah yang bertugas menyelenggarakan informasi geospasial sedang berupaya menyelesaikan peta skala detail secepat mungkin. Peta ini sangat penting untuk mendukung monitoring pulau-pulau kecil.

Dengan tersedianya data penginderaan jauh dan citra satelit yang diintegrasikan dengan peta rupa bumi skala detail, akan memudahkan dalam monitoring pulau-pulau kecil untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan kenaikan muka air laut.

Integrasi informasi geospasial juga dapat digunakan untuk mendukung proses perhitungan jumlah pulau secara presisi, perhitungan luasan, pemberian nama atau toponimi, identifikasi status dan kepemilikan pulau-pulau kecil serta untuk mendukung pertahanan keamanan negara.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
'Genera-Z Berbakti', Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
"Genera-Z Berbakti", Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
Swasta
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
LSM/Figur
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
Pemerintah
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
Swasta
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Swasta
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
LSM/Figur
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
LSM/Figur
Penyangkal Perubahan Iklim Terus Merongrong
Penyangkal Perubahan Iklim Terus Merongrong
Pemerintah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
Pemerintah
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pemerintah
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Pemerintah
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
Pemerintah
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau