BANGKA, KOMPAS.com - Musim kemarau menyebabkan kolong retensi (embung) Kacang Pedang, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, mengering.
Sedimentasi mulai menyembul hingga lebih dari separuh bagian kolong.
"Awalnya bagian ujung dekat Jembatan 12 yang mengering, lama kelamaan hampir seluruh bagian kolong mengering," kata warga setempat bernama Anto (38) kepada Kompas.com, Minggu (22/10/2023).
Anto menuturkan, debit air terus menyusut sehingga mulai memperlihatkan sedimentasi berupa tanah lumpur.
Hujan yang sempat mengguyur dua hari sebelumnya ternyata belum cukup untuk menambah debit air di dalam kolong.
Baca juga: Mulai Banyak Pemukiman Liar di Muka Kuning, Kelestarian Lingkungan Dipastikan Terjaga
"Tahun lalu tempat ini pernah dikeruk, tapi musim kemarau ini dengan cepat terjadi pendangkalan lagi," ujar dia.
Kolong retensi Kacang Pedang merupakan bekas galian tambang yang kemudian digunakan sebagai pusat penampungan air baku.
Air tampungan kolong juga dijadikan sumber air bagi perusahaan air minum daerah (PDAM).
Meskipun sumber air sudah menyusut, belum ada keluhan dari PDAM terkait pasokan air baku mereka.
Sementara warga sekitar memanfaatkan kolong yang mengering untuk menangkap ikan menggunakan tangguk.
"Biasanya mancing di sini, tapi karena sudah mengering ikut-ikutan juga langsung masuk pakai tangguk," ujar pencari ikan, Marwan.
Kolong Retensi Kacang Pedang merupakan salah satu sumber penyedia air baku Kota Pangkalpinang dan dapat menampung air sekitar 1,1 juta meter kubik dengan luas 48 hektar.
Baca juga: Masifnya Tambang Nikel di Sulawesi Picu Deforestasi dan Dampak Lingkungan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung Mikron Antariksa membenarkan kondisi kolong Kacang Pedang yang mengering.
Hal itu kata Mikron terjadi karena Bangka Belitung masih dilanda musim kemarau.
"Memang saat ini masih kemarau. Prediksinya masuk musim hujan pada minggu kedua dan ketiga November 2023," ujar Mikron.
Sebagai antisipasi dampak kekeringan, sambung Mikron, tim gabungan telah menyalurkan air bersih ke permukiman warga.
"Dari PMI, kepolisian, BPBD dan berbagai pihak menyalurkan air bersih dengan sasaran keluarga rumah tangga yang membutuhkan," ujar Mikron.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya