Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Air Virtual dalam Peta Ketahanan Pangan

Kompas.com - 23/10/2023, 16:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUNIA baru saja merayakan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober lalu, mengusung tema "Water is Life, Water is Food. Leave No One Behind”. Ini merupakan pengakuan untuk kesekian kalinya bahwa air sebagai dasar kehidupan dan sumber ketahanan pangan kita.

Tema tersebut merupakan salah satu bentuk manifestasi pernyataan Ismail Serageldin (1995), seorang pakar lingkungan senior Bank Dunia, yang mengatakan, "Many of the wars of this century were about oil, but those of the next century will be over water".

Ini menggarisbawahi betapa pentingnya sumber daya air dalam konteks keamanan global dan ketahanan pangan.

Air sebagai sumber daya yang mungkin menjadi penyebab konflik masa depan, menggantikan minyak sebagai sumber ketegangan antarnegara.

Sama halnya seperti energi, air adalah input vital bagi perekonomian ekonomi. Ketersediaan dan kualitas air dapat berbeda dari satu negara ke negara lain, menjadikan masalah air bersifat lokal/domestik.

Namun, karena kita mengandalkan perdagangan internasional untuk memenuhi kebutuhan populasi global, air juga menjadi sumber daya yang bersifat global dan kolektif.

Hal ini terkait dengan ketergantungan global kita pada perdagangan internasional, di mana keterbatasan air di satu wilayah dapat memengaruhi rantai pasokan global termasuk perdagangan produk pertanian dan industri.

Pengelolaan sumber daya air harus mempertimbangkan baik aspek lokal maupun global untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan lokal dan ketergantungan global pada sumber daya air.

Oleh sebab itu, kesadaran akan sifat global air sebagai sumber daya yang kian genting menjadi sangat penting dalam mengatasi ketidakseimbangan antara melonjaknya kebutuhan pangan dan kian terbatasnya kapasitas air di berbagai belahan dunia.

Jejak air virtual

Kita bisa bayangkan, kopi yang kita seduh cukup dengan secangkir air panas, nyatanya membutuhkan total air 35-140 liter.

Menurut Survei Kementerian Pekerjaan Umum, jumlah ini hampir setara dengan rata-rata konsumsi air baku (nyata) per kapita harian kita, sebesar 144 liter per orang per hari.

Bahkan komoditas pangan penting (makanan pokok) pun memiliki jejak air yang cukup besar. Jejak air beras sebesar 3.473 meter kubik per ton, jagung sebesar 2.483 meter kubik per ton, dan kedelai sebesar 1.958 meter kubik per ton.

Bahkan, setangkai mawar merah yang sering kita persembahkan untuk orang-orang terkasih memiliki jejak air (water footprint) antara 7 hingga 13 liter air tergantung pada hasil panen dan beratnya.

Intinya, semua produk pangan tersebut memiliki jejak air yang "tersembunyi" dalam proses produksinya.

Tony Allan (1990) menyebutnya dengan istilah air virtual (virtual water) yang pertama kali diperkenalkannya pada pertemuan internasional di Delft, Belanda pada Desember 2002.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia

Perdana, Pertamina Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan untuk Pesawat Australia

BUMN
Ekspor Tambang Pasir Laut Berdampak Buruk pada Ekonomi Keluarga di Pesisir

Ekspor Tambang Pasir Laut Berdampak Buruk pada Ekonomi Keluarga di Pesisir

LSM/Figur
Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Swasta
PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

Pemerintah
Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Pemerintah
Integrasikan Keberlanjutan ke Strategi Perusahaan, Rybale al Hage Raih SDG Pioneer 2024

Integrasikan Keberlanjutan ke Strategi Perusahaan, Rybale al Hage Raih SDG Pioneer 2024

Pemerintah
Pengakuan Semu Nelayan Kecil, Muncul di Aturan tapi Tak Terlindungi

Pengakuan Semu Nelayan Kecil, Muncul di Aturan tapi Tak Terlindungi

LSM/Figur
Bank Dunia Ingatkan Indonesia Berpotensi Hadapi Masalah Ketahanan Pangan

Bank Dunia Ingatkan Indonesia Berpotensi Hadapi Masalah Ketahanan Pangan

Pemerintah
Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai

Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai

Pemerintah
Polandia Lirik Investasi di Jabar, Energi hingga Pertanian

Polandia Lirik Investasi di Jabar, Energi hingga Pertanian

Pemerintah
Fabiana Schaeffer, Gabungkan Keberlanjutan dalam Acara Skala Besar

Fabiana Schaeffer, Gabungkan Keberlanjutan dalam Acara Skala Besar

Pemerintah
Bank Pembangunan Asia Harap Pemerintahan Prabowo Lanjutkan Kerja Sama Transisi Energi

Bank Pembangunan Asia Harap Pemerintahan Prabowo Lanjutkan Kerja Sama Transisi Energi

LSM/Figur
IIRC: Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan, Mulai Perubahan Iklim hingga Geopolitik

IIRC: Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan, Mulai Perubahan Iklim hingga Geopolitik

Pemerintah
Sejumlah Lembaga Ingatkan Bahayanya Ekspor Pasir Laut bagi Kawasan Pesisir

Sejumlah Lembaga Ingatkan Bahayanya Ekspor Pasir Laut bagi Kawasan Pesisir

LSM/Figur
Subsidi Rp 9 Kuadriliun Mengalir ke Sektor yang Bahayakan Iklim Bumi

Subsidi Rp 9 Kuadriliun Mengalir ke Sektor yang Bahayakan Iklim Bumi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau