Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan, perubahan iklim menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan tumbuhan punah.

Periset Ekofisiologi Tumbuhan BRIN Mutiara Pitaloka mengatakan, tumbuhan adalah makhluk tidak bisa bergerak. Sehingga mereka harus dipaksa beradaptasi dengan kondisi apapun.

“Berangkat dari hal itu, BRIN melakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan tumbuhan dan stres yang ada di lingkungan,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (21/10/2023).

Baca juga: Negara Kepulauan Paling Terdampak Perubahan Iklim, PDB Dihantam Keras

Stres yang dirasakan oleh tumbuhan dipicu oleh berbagai perubahan mulai dari intensitas cahaya, angin, suhu, cahaya, air, kekeringan, dan nutrisi tanah.

Untuk dapat mengetahui stres yang dirasakan tumbuhan akibat perubahan iklim, Mutiara menyampaikan para periset BRIN melakukan pengamatan secara menyeluruh terhadap kondisi tumbuhan.

“Pengamatan tersebut bisa dilakukan dari beberapa pendekatan seperti fisiologi, transkripsional, dan morfologi tumbuhan,” jelar Mutiara.

“Tujuan akhir penelitian itu adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tumbuhan supaya menjadi lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem tersebut,” sambungnya.

Baca juga: Ancaman Perubahan Iklim Makin Nyata, Green Building Perlu Diprioritaskan

Pihaknya fokus melakukan riset untuk memperbaiki kemampuan tumbuhan beradaptasi dengan kondisi stres kekeringan melalui perbaikan efisiensi penggunaan air.

Riset itu melakukan pendekatan dari stomata yang menjadi pintu bagi keluar masuk udara dan juga salah satu faktor penting bagi proses fotosintesis.

“Kami mengamati bagaimana stomata itu berperan penting untuk memperbaiki kemampuan tumbuhan dalam mempertahankan status airnya,” jelas Mutiara.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ketua Kelompok Riset Ekofisiologi dan Simbiosis Tumbuhan Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan (PRKTKK) BRIN Frisca Damayanti menjelaskan, perubahan iklim telah membuat perilaku dan fungsi tumbuhan turut berubah.

Baca juga: Atasi Dampak Perubahan Iklim, Ekosistem Padang Lamun Perlu Dipulihkan

Jika tidak diantisipasi, kondisi tersebut akan terus memburuk dan meningkatkan laju kepunahan spesies tumbuhan.

Hal tersebut disampaikan Frisca dalam acara "Garden Talk ke-13" pada 5 September 2023. Dia mengungkapkan, perubahan iklim menyebabkan perubahan perilaku dan fungsi tumbuhan.

“Perubahan yang mencakup respons, metabolisme, reproduksi, interaksi, dan pertahanan suatu spesies tumbuhan dapat diketahui melalui riset-riset ekofisiologi dan simbiosis,” kata Frisca dikutip dari keterangan tertulis BRIN.

“Hal ini sangat fundamental sebagai salah satu upaya untuk mengonservasi tumbuhan langka dari ancaman kepunahan,” sambungnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Berdampak Buruk terhadap Kesehatan Mental Anak dan Remaja

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau