Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Penurunan Stunting di NTT, Warga Kampung KB Diberdayakan

Kompas.com, 13 November 2023, 20:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat kampung Keluarga Berencana dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Kegiatan yang digelar di Hotel Silvia Kota Kupang, dihadiri 190 peserta dari 21 Kabupaten dan satu Kota di NTT.

Acara yang berlangsung selama empat hari (12-15 November 2023) dibuka oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN NTT Mikhael Yance Galmin, Senin (13/11/2023).

Hadir dalam pembukaan kegiatan itu, Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Faharuddin dan Penjabat Ketua PKK Provinsi NTT Sofiana Milawati Kalake.

Dalam sambutannya, Sekretaris Perwakilan BKKBN NTT Mikhael Yance Galmin mengatakan, kegiatan yang menghadirkan sejumlah unsur terkait, tujuannya agar bersama-sama mempercepat penurunan stunting.

Baca juga: Cegah Stunting dari Hulu, Masa Remaja Perlu Terapkan Pola Hidup Sehat

Dia memerinci, data stunting di NTT pada bulan Agustus 2023 yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi NTT, jumlah anak stunting sebesar 15,2 persen. Persentase itu turun jika dibandingkan dengan jumlah anak stunting pada Agustus 2022 yakni 17,7 persen.

"Sehingga, kita hadir di sini, salah satunya untuk memerangi stunting. Mempercepat penurunan stunting," kata dia.

Khusus dari BKKBN, visinya lebih pada edukasi kepada masyarakat untuk kembali ke dapur.

Di dapur, banyak sumber pangan yang ada dan itu bisa digunakan dengan baik. Namun, yang penting butuh edukasi dari petugas BKKBN.

Menurut Mikhael, pada level kampung keluarga berkualitas di kabupaten dan kota juga melaksanakan kegiatan-kegiatan edukasi dan dapur sehat, tujuannya untuk atasi stunting.

Baca juga: Pengasuhan Positif yang Bahagiakan Ibu Bisa Atasi Stunting

Dia menjelaskan, ada sejumlah tujuan dari kegiatan ini khususnya pemberdayaan kelompok masyarakat di kampung KB, yakni meningkatkan kapasitas pengelolaan kampung keluarga berkualitas dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Kemudian, memperoleh pengetahuan dan keterampilan penyediaan pangan yang sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal bagi risiko stunting.

Selanjutnya, meningkatkan kesejahteraan keluarga, baik melalui penyediaan gizi yang baik untuk keluarga, maupun keterlibatan dalam kelompok usaha keluarga yang berkelanjutan.

Selain itu, tujuan pembentukan rumah data kependudukan yang terintegrasi dengan kampung keluarga berkualitas, yaitu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas, pembina atau admin rumah dataKu di tingkat desa atau kelurahan.

Baca juga: Sentuhan Bank NTT, Bantu Tingkatkan Gizi 2.288 Anak Stunting

"Kemudian meningkatkan tata kelola pelaksanaan program kegiatan rumah data kependudukan dan informasi keluarga di kampung keluarga berkualitas," ujar Mikhael.

Selanjutnya, meningkatkan cakupan serta kualitas data pada rumah data kependudukan dan informasi di kampung keluarga berkualitas.

Yang terakhir, peningkatan pemanfaatan data kependudukan atau keluarga dalam perencanaan pembangunan desa. Lokus di kampung keluarga berencana. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Pemerintah
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau