Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentuhan Bank NTT, Bantu Tingkatkan Gizi 2.288 Anak Stunting

Kompas.com - 10/11/2023, 15:05 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

ATAMBUA, KOMPAS.com - Duduk menyamping di pangkuan pengasuhnya, Rivaldo do Carmo, sesekali tersenyum melihat sejumlah orang yang bertandang ke rumah neneknya Paulina do Santos Baros (75).

Bocah berusia tiga tahun itu memainkan jari jemarinya di bagian sandaran kursi plastik berwarna merah marun tempat dia duduk.

Dia menatap satu persatu orang di samping kanan dan kirinya, sambil melempar senyum. Ia tampak akrab dengan pengasuhnya Len Boru Djami Rada (50).

Mengenakan kaos biru muda bergambar mainan anak dan celana pendek abu-abu serta sandal jepit mungil, Rivaldo berlari kecil masuk ke dalam rumah yang ditempati bersama sang nenek.

Tak sampai dua detik, dia keluar dan langsung menuju pangkuan sang mama asuh. Keduanya tampak akrab. Sesekali Len membelai rambut dan mengelus kedua tangan dan kaki bocah itu.

Rivaldo adalah satu di antara ratusan anak lainnya di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mendapat bantuan tambahan makanan dari Bank NTT Cabang Atambua. Dia masuk daftar anak dengan kategori stunting.

Baca juga: Bidan Jadi Pemeran Utama Percepatan Penurunan Stunting

Kondisi Rivaldo seperti itu bukan tanpa alasan. Ekonomi keluarganya sangat kekurangan. Dia selama ini tinggal dengan ibunya Anarosa da Crus dan neneknya Paulina do Santo Baros.

Sedangkan ayahnya Armindo do Carmo merantau ke Papua. Tiga bulan sekali, mereka menerima kiriman uang dari Armindo, mulai Rp 200.000 hingga Rp 300.000.

Uang tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sehingga Anarosa harus mencari tambahan penghasilan menjadi asisten rumah tangga (ART) di salah satu keluarga di Kota Atambua.

Meski begitu, penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk makan dan minum sehari-hari dengan menu nasi,  sayur, dan mie instan. Untuk makan daging dan ikan, sebulan bisa dihitung dengan jari.

"Biasa tiap hari makan nasi dengan sayur. Kalau ikan atau daging jarang kami makan," kata Paulina, saat menerima kunjungan Kompas.com, dan Kepala Bank NTT Cabang Atambua Adrianus M Pontus, awal bulan November 2023.

Pemenuhan makan yang seadanya untuk Rivaldo, berdampak pada tumbuh kembangnya yang berujung stunting.

Paulina dan keluarganya hanya pasrah dengan kondisi itu. Hingga akhirnya mendapatkan bantuan makanan dari Bank NTT.

"Dulu waktu awal, dia kurus sekali dan kakinya penuh luka. Tapi setelah dapat bantuan makanan tambahan, sekarang dia makin gemuk," kata Len yang sehari-hari memberikan makanan untuk Rivaldo.

Baca juga: Cegah Stunting, Pemerintah Diminta Bentuk Satgasus Tangani Perkawinan Anak

Len merupakan pengasuh Rivaldo yang berasal dari Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Belu.

Len bersama tiga orang pengasuh lainnya masing-masing Emi Belak (52) dan Doli (51), fokus meningkatkan gizi 18 anak stunting di Kelurahan Manumutin, Kecamatan Atambua.

Sejak Bank NTT memberikan bantuan makanan tambahan pada Bulan Desember 2022, Len bersama rekan-rekannya ikut terlibat menjadi kader Posyandu merawat anak-anak stunting. Mereka rutin memberikan makanan bergizi dan sehat.

Len menjelaskan, awalnya dirinya sempat takut melihat kondisi Rivaldo, karena badan kecil dan kepala membesar mata sayu dan menguning. Rivaldo masuk kategori gizi buruk.

"Begitu saya datang bawa makanan bergizi dia duduk tegang sambil saya suap dan dia makan lahap. Semua makanan dan buah dimakan. Susu juga diminum," cerita Len.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Pemerintah
BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

Pemerintah
Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

LSM/Figur
Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Pemerintah
Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau