Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Mayoritas skor risiko environment, social, and governance (ESG) emiten sektor barang baku di Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di atas medium risk atau risiko menengah.

Temuan tersebut dilaporkan Morningstar Sustainalytics dalam laporannya "ESG Risk Ratings" yang dirilis baru-baru ini.

Dari 41 emiten sektor barang baku yang melantai di BEI, hanya ada 13 yang masuk laporan "ESG Risk Ratings".

Baca juga: BRI Pimpin Emiten Sektor Keuangan dengan Skor Risiko ESG Rendah

Dari 13 emiten itu, ada empat yang memiliki skor ESG severe (parah) dan empat emiten dengan skor ESG high risk (risiko tinggi).

Sisanya, empat emiten memiliki skor risiko ESG medium risk. Tidak ada emiten di sektor barang baku yang masuk kategori risiko negligible (tak berarti) dan low risk (risiko rendah).

ESG Risk Ratings dari Morningstar Sustainalytics memiliki lima kategori tingkat keparahan risiko ESG yang dapat berdampak pada nilai perusahaan suatu perusahaan.

Kelima kategori tingkat keparahan risiko dalam ESG Risk Ratings adalah negligible, low risk, medium risk, high risk, dan severe.

Negligible memiliki skor 0-10, low risk skornya 10-20, medium risk dengan skor 20-30, high risk skornya 30-40, dan severe dengan skor di atas 40.

Baca juga: Risiko ESG Emiten Teknologi Ini Paling Rendah, Cek Rinciannya

Semakin rendah skornya, semakin rendah risiko keparahan ESG dari emiten tersebut.

Dilansir dari situs webnya, ESG Risk Ratings mengukur paparan perusahaan terhadap risiko-risiko ESG yang bersifat material dan spesifik pada suatu industri dan seberapa baik perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut.

Pengukuran skor ESG tersebut menggabungkan konsep pengelolaan dan paparan untuk menghasilkan penilaian absolut terhadap risiko ESG.

Keempat emiten barang baku yang masuk medium risk adalah Barito Pacific (BRPT), Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), dan Avia Avian (AVIA).

Avia Avian mendapatkan skor paling rendah dalam kategori medium risk di sektor bahan baku BEI yakni 25,8.

Baca juga: Dua Pengembang Ini Catat Tingkat Risiko ESG Terendah

Sementara itu, empat emiten yang masuk kategori high risk adalah Cemindo Gemilang (CMNT), Vale Indonesia (INCO), Merdeka Copper Gold (MDKA), dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM).

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia mendapatkan skor paling rendah dalam kategori medium risk ESG di emiten sektor bahan baku BEI yakni 30,4.

Sedangkan empat emiten yang masuk kategori severe yakni Krakatau Steel (KRAS), ESSA Industries Indonesia (ESSA), Bumi Resources Minerals (BRMS), dan Timah (TINS).

Krakatau Steel mendapatkan skor paling rendah dalam kategori severe yakni 46,7 sedangkan Timah mendapatkan skor paling tinggi yakni 52,4.

Berikut skor sekaligus kategori tingkat keparahan risiko ESG dari 13 emiten sekotr bahan baku yang melantai di BEI menurut ESG Risk Ratings dari Morningstar Sustainalytics.

Baca juga: Mayoritas Emiten Energi Punya Tingkat Risiko ESG Tinggi, Siapa Paling Parah?

  • Avia Avian Tbk

Skor: 25,8 (Medium Risk)

  • Barito Pacific Tbk

Skor: 26,2 (Medium Risk)

  • Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

Skor: 28,1 (Medium Risk)

  • Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Skor: 29,8 (Medium Risk)

  • Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

Skor: 30,4 (High Risk)

  • Cemindo Gemilang Tbk

Skor: 30,9 (High Risk)

  • Semen Indonesia (Persero) Tbk

Skor: 32,4 (High Risk)

  • Merdeka Copper Gold Tbk

Skor: 32,7 (High Risk)

  • Vale Indonesia Tbk

Skor: 34,4 (High Risk)

  • Krakatau Steel (Persero) Tbk

Skor: 46,7 (Severe)

  • ESSA Industries Indonesia Tbk

Skor: 49,5 (Severe)

  • Bumi Resources Minerals Tbk

Skor: 50,4 (Severe)

  • Timah Tbk

Skor: 52,4 (Severe)

Baca juga: Daftar ESG Risk Ratings Emiten Infrastruktur, Risiko Jasa Marga Paling Rendah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan

Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan

Pemerintah
Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Pemerintah
Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Swasta
Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Pemerintah
RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

Pemerintah
Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Pemerintah
Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Pemerintah
Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

LSM/Figur
Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah
Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah
Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

LSM/Figur
Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

LSM/Figur
Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Pemerintah
Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah
Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau