Salah satu pemain industri semen yang telah melakukan peran meningkatkan penggunaan energi terbarukan adalah Siam Cement Group (SCG).
Baca juga: Mayoritas Emiten Energi Punya Tingkat Risiko ESG Tinggi, Siapa Paling Parah?
Executive Vice President SCG, Thammasak Sethaudom menuturkan, sebagai perusahaan berorientasi masa depan, SCG berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam operasional.
Langkah menuju Net Zero Emission (NZE) diwujudkan melalui inisiasi teknologi daur ulang, yang sejalan dengan kerangka ESG 4 Plus yang melibatkan Net Zero 2050, Go Green, Reduce Inequality, Embrace Collaboration, serta Keadilan dan Transparansi.
"Kami juga percaya kerjasama dengan pemerintah dan sektor lainnya adalah kekuatan utama untuk membawa perubahan positif," ujar Thammasak.
Di Indonesia, SCG telah mengimplementasikan berbagai inisiasi transisi energi. Pertama, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi menggunakan teknologi Alternative Fuel and Alternative Raw Material (AF/AR) untuk menghasilkan energi dan bahan baku alternatif dari limbah industri dan bekerja sama dengan berbagai pelaku industri di Sukabumi untuk mendapatkan limbahnya.
Kedua, PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper), anak perusahaan SCG di lini Packaging, menggunakan Sistem Pengolahan Anaerobik (Anaerobic Treatment System) untuk mengolah air limbah dan menghasilkan biogas sebagai bahan bakar alternatif.
Selain kedua inisiasi tersebut, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi juga sedang mengembangkan teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) pertama di Sukabumi, yang juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk mengolah sampah kota menjadi energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya