Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Informasi Geospasial untuk Anak Penyandang Disabilitas

Kompas.com, 19 November 2023, 18:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS, Senin (13/11/23), menyajikan liputan rendahnya jumlah anak disabilitas yang mengenyam bangku pendidikan sekolah.

Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, termasuk anak disabilitas dan berkebutuhan khusus. Akses terhadap pengetahuan adalah hak setiap individu warga negara.

Pemerintah berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana agar setiap individu anak bangsa, termasuk penyandang disabilitas mendapatkan pendidikan dan pengetahuan.

Sarana dan prasarana pendidikan untuk anak penyandang disabilitas perlu disesuaikan dengan kondisi dan jenis disabilitasnya.

Sebagai contoh, jumlah penyandang disabilitas netra di Indonesia kurang lebih 3,75 juta penduduk dan 40 persennya berada pada usia sekolah 6-18 tahun.

Perlu adanya media pembelajaran yang dapat digunakan oleh para penyandang disabilitas netra tersebut. Salah satunya adalah media pembelajaran yang berupa atlas khusus.

Badan Informasi Geospasial (BIG) menyusun dan mengembangkan atlas khusus untuk disabilitas netra.

Atlas adalah dokumen yang berisi kumpulan informasi terkait lokasi, tempat, fenomena dan peristiwa yang disajikan dalam bentuk peta.

Atlas berisi kombinasi informasi spasial berbentuk peta dengan informasi nonspasial berupa gambar, data angka, dan diagram.

Atlas dapat berupa informasi tematik dari berbagai sektor. Ada atlas pariwisata, atlas astronomi, atlas geologi, atlas sumber daya, atlas biodiversitas, atlas lingkungan, atlas sejarah dan lain sebagainya.

Atlas merupakan bentuk informasi geospasial tematik yang dapat digunakan untuk berbagai peruntukan dan kepentingan.

Atlas telah berkembang dengan pesat, tidak saja pada temanya, namun juga pada formatnya. Ada atlas digital, ada atlas hardkopi, dan ada atlas taktual.

Atlas khusus untuk penyandang disabilitas netra disebut atlas taktual. Taktual berasal dari kata “tactual” yang dapat diartikan sebagai sentuhan, atau upaya melakukan sentuhan, tindakan menyentuh.

Sentuhan merupakan suatu bentuk komunikasi untuk mendapatkan informasi.

Atlas taktual adalah informasi geospasial berupa peta yang cara membacanya melalui sentuhan dan rabaan.

Atlas taktual berisi peta dengan format khusus, di mana peta tersebut tidak memerlukan warna dalam membedakan obyek, yang lebih diutamakan adalah perbedaan tinggi-rendah, perbedaan kasar- halus, dan perbedaan jarak antarsatu obyek dengan obyek lainnya sehingga mampu dibedakan melalui rabaan jari.

Tentu informasi yang ada pada peta atau atlas taktual tidak dapat sepadat atau sekompleks informasi pada peta/atlas awas.

Atlas taktual akan membantu anak penyandang disabilitas netra mendapatkan pengetahuan, terutama tentang pemahaman keruangan, termasuk pemahaman kewilayahan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Geo-literasi menjadi hak bagi semua warga negara. Atlas taktual merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan wilayah NKRI, sebagai bagian untuk meningkatkan wawasan kebangsaan.

Lebih lanjut, atlas taktual dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk pembentukan karakter cinta Tanah Air dan semangat membela negara, dengan meningkatkan kesadaran spasial melalui atlas taktual.

Atlas taktual memberikan informasi pada para penyandang disabilitas netra tentang negara kepulauan, konfigurasi pulau-pulau, tentang posisi dan lokasi Indonesia yang terletak di antara dua samudera dan dua benua.

Pemahaman dan pengetahuan tersebut sebagai dasar dalam wawasan kebangsaan.

Selain itu, pengembangan atlas taktual merupakan bagian dari upaya dan komitmen bersama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sustainable development goals (SDG), terutama pilar pembangunan sesuai tujuan ke 4, pendidikan yang berkualitas.

Dalam pendidikan yang berkualitas salah satu indikatornya adalah proporsi sekolah dengan akses terhadap infrastruktur dan materi memadai bagi siswa disabilitas, dengan semangat leave no one behind, tidak ada satu orangpun yang tertinggal.

Kedepan atlas taktual akan terus dikembangkan mengikuti kemajuan teknologi dan kebutuhan pengguna.

Atlas taktual juga akan dilengkapi dengan petunjuk teknis cara membaca untuk memudahkan proses pembelajarannya.

BIG telah menyusun SNI (standar nasional Indonesia) 8310.1-2016 tentang penyajian atlas taktual yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan atlas taktual oleh pihak lain.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau