Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KIM Hyeong Ryeol
Administrator of the National Agency for Administrative City Construction (NAACC)

Administrator of the National Agency for Administrative City Construction (NAACC)

Bumi Mendidih, Bagaimana Kota Akan Bertahan? (I)

Kompas.com, 24 November 2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUSIM panas ini, seluruh dunia dilanda anomali cuaca yang dapat dikatakan sebagai bencana dan telah memecahkan rekor, seperti gelombang panas, topan, dan banjir.

Hal yang sama terjadi di Korea. Suhu rata-rata pada musim panas dari bulan Juni hingga Agustus 2023, naik satu derajat dari tahun biasanya, dan hujan turun 291 mm lebih.

Komunitas global sebenarnya sedang menghadapi era bencana iklim. Emisi karbon dianggap sebagai penyebab utama krisis ini.

Sejak Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2016, realisasi “nol karbon” telah menjadi solusi yang sangat mendesak bagi kelangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan.

Pada bulan Oktober 2020, Korea menetapkan ambisi ‘pencapaian netralitas karbon pada tahun 2050’ sebagai tujuan nasional, dan setiap kota besar, termasuk Seoul, menyusun dan menerapkan rencana aksi spesifik.

Salah satu kota terkemuka adalah 'Kota Bahagia Sejong'. Proyek pembangunan Kota Bahagia di Korea adalah proyek nasional berskala besar yang dimulai pada tahun 2006 untuk mengatasi kepadatan penduduk di wilayah metropolitan dan mendorong pembangunan yang seimbang.

Baca juga: Kejar Netralitas Karbon, Indonesia Perlu Tarik Investasi EBT dalam APEC

Tujuannya adalah menciptakan sinergi dengan menempatkan berbagai fungsi seperti industri teknologi tinggi, dengan fokus pada relokasi instansi pemerintah pusat.

Selain itu, kota ini akan dibangun sebagai 'kota ekologi ramah lingkungan' berdasarkan pengurangan gas rumah kaca dan netralitas karbon, serta sebagai 'kota pintar' yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan seperti transportasi, lingkungan, dan perumahan dengan menggunakan informasi dan komunikasi mutakhir teknologi (TIK).

Baru-baru ini, pendirian kantor kepresidenan kedua dan cabang Majelis Nasional telah diputuskan sehingga landasan untuk menjadikannya sebagai ibu kota administratif yang praktis telah disiapkan.

Visi perkotaan tersebut sangat mirip dengan proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang dipromosikan untuk memecahkan permasalahan seperti kepadatan penduduk dan penurunan permukaan bumi di Pulau Jawa serta menjamin mesin pertumbuhan baru bagi negara.

KOta Bahagia SejongNAACC KOta Bahagia Sejong
Secara khusus, hal ini sejalan dengan konsep Future Smart Forest City IKN yang diumumkan oleh Otorita IKN pada tahun ini, yaitu rencana untuk mencapai netralitas karbon hingga tahun 2045 dan membangun kota cerdas yang berkelanjutan di hutan hujan tropis pada abad ke-21.

Sejauh ini, Kota Bahagia telah memperluas berbagai fasilitas pasokan untuk kemandirian energi dan konversi ke energi ramah lingkungan, seperti membangun pembangkit listrik dan panas gabungan liquefied natural gas (LNG), memperkenalkan energi baru terbarukan seperti tenaga surya, panas matahari, dan panas bumi serta sel bahan bakar hidrogen, dan membangun infrastruktur pengisian kendaraan listrik hidrogen.

Baca juga: Begini Strategi Percepat Netralitas Karbon di Sektor Industri

Secara khusus, kami mengurangi sekitar 10.000 ton CO2 per tahun dengan memasang sekitar 17MW panel pembangkit listrik tenaga surya di lahan umum yang tidak terpakai seperti jalur sepeda, pusat pemulihan kualitas air, dan tempat pembuangan sampah.

Kami juga memperkenalkan teknik Low Impact Development (LID) atau Pembangunan Berdampak Rendah yang berfokus pada siklus baik air hujan.

Ini adalah teknik pembangunan perkotaan ramah lingkungan yang bertujuan untuk memecahkan masalah seperti pulau panas perkotaan dan penurunan kualitas air dengan meningkatkan penetrasi bawah tanah dan kapasitas penyimpanan air hujan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau