Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2023, 12:00 WIB
Hamzah Arfah,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, memiliki sejumlah strategi industri dan proyek baru untuk mendukung pemerintah mengurangi emisi karbon.

Dari strategi yang dilakukan, Petrokimia Gresik mampu meminimalisasi emisi karbon lebih dari 1,2 juta ton dalam setahun.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama (Dirut) Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, pada saat menjadi pembicara dalam acara 'Pavilion Indonesia Talks Session' COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Rabu malam (6/12/2023).

Dwi menuturkan, Petrokimia Gresik adalah produsen pupuk dan bahan kimia terlengkap di Indonesia.

Baca juga: Pangkas Emisi Karbon, Signify Ajak Masyarakat Beralih ke Pencahayaan Hijau

Produk utama perseroan adalah pupuk, yang merupakan kebutuhan dasar bagi sektor pertanian untuk menghasilkan pangan.

"Dalam operasional perusahaan, kami terus berupaya untuk meminimalisasi adanya emisi karbon yang terjadi, karena proses industri," ujar Dwi Satriyo dalam acara, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/12/2023).

Strategi yang dijalankan Petrokimia Gresik untuk meminimalisasi emisi karbon, pertama adalah pemanfaatan karbon untuk bahan baku pupuk Urea, ZA, serta menggunakan karbon untuk bahan produksi CO2 cair dan dry ice.

Melalui strategi ini, Petrokimia Gresik telah memanfaatkan emisi karbon sekitar 902.700 ton/tahun.

Kedua, Petrokimia Gresik seoptimal mungkin meningkatkan efisiensi dalam pembakaran pada boiler berbahan bakar batubara, yang mampu meminimalisasi emisi karbon sekitar 1.600 ton per tahun.

Berikutnya melalui pemanfaatan purge gas sebagai bahan bakar tambahan yang dapat mengurangi konsumsi gas alam, yang meminimalisasi emisi karbon hingga 3.145 ton/tahun.

Baca juga: Bangun IKN Jadi Kota Hutan Netral Karbon, Otorita Gaet ADB

Adapun ketiga, Petrokimia Gresik juga melakukan transisi energi dengan mengurangi produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Batubara dan menggantinya dengan konsumsi listrik dari PLN. Transisi energi ini, dapat meminimalisasi emisi karbon hingga 105.000 ton per tahun.

Keempat upaya meminimalisasi emisi karbon juga dilakukan dengan memanfaatkan energi terbarukan yakni, menginstalasi panel surya dengan kapasitas 471 kWp menghasilkan sekitar 516.000 kWh per tahun.

Sehingga bisa mengurangi potensi timbulnya emisi karbon sekitar 447 ton per tahun. Petrokimia Gresik juga telah membeli Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN 2.160 unit per bulan, yang bisa meminimalisasi emisi karbon setara 22.550/tahun 

Sementara strategi kelima, Petrokimia Gresik melakukan elektrifikasi dengan menggunakan 150 unit kendaraan listrik untuk operasional usaha. Dengan strategi ini mampu mengurangi emisi karbon hingga 50 ton per tahun.

"Strategi-strategi ini telah dijalankan oleh Petrokimia Gresik dan sudah memberikan kontribusi nyata dalam meminimalisasi emisi karbon," ucap Dwi Satriyo.

Baca juga: Properti Sumbang 40 Persen Emisi Karbon Global, Ini Saran Buat Pemilik

Selain strategi tersebut, Petrokimia Gresik juga memiliki rencana proyek yang mampu mengurangi emisi karbon di antaranya, Co-Firing Ammonia di Coal-Fired Boiler yang dapat mereduksi 60.000 ton emisi karbon per tahun.

Juga akan membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia, yang memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 ton dan memanfaatkan 174.000 ton CO2 sebagai bahan baku.

Dwi menjelaskan, pemilihan soda ash dikarenakan merupakan komoditas yang permintaannya mencapai sekitar 1 juta ton per tahun, dengan saat ini masih sepenuhnya diimpor.

Hal ini juga didorong oleh tumbuhnya industri lain seperti industri kaca dan keramik, sabun dan deterjen yang merupakan industri turunan dari soda ash.

"Petrokimia Gresik akan terus tumbuh menjadi perusahaan go global, dengan senantiasa berwawasan lingkungan," kata Dwi.

Dalam agenda COP28, para pemimpin dunia tahun ini tengah membahas isu perubahan iklim di masa depan dan strategi untuk menurunkan emisi karbon dunia.

Adapun salah satu sesi di COP28 adalah 'Pavilion Indonesia Talks Session' dengan tema 'Circular Economic Approach in Decarbonizing Hard to Abate Fertilizer Company.'

Siapkan Fasilitas Energi Bersih

Sementara dalam rangkaian COP28, Pupuk Indonesia menandatangani Joint Development Agreement (JDA) bersama PLN dan ACWA Power.

JDA ini terkait pengembangan sumber energi bersih yakni, ekosistem green hydrogen dan green ammonia yang akan dibangun di kawasan Petrokimia Gresik.

Terkait kerja sama tersebut, Dwi Satriyo menyampaikan, pihaknya menyambut positif kesepakatan dan mendukungnya dengan menyiapkan fasilitas pengembangan yang dibutuhkan.

Dalam proyek ini, Petrokimia Gresik mendapat tugas dari Pupuk Indonesia menyiapkan lahan untuk lokasi pembangunan electrolyzer, atau alat yang akan menghasilkan green hydrogen dari air.

Baca juga: Bila Tak Ditekan, Emisi Karbon dari Sektor Konstruksi Bisa Capai 60 Persen di 2060

"Selanjutnya green hydrogen tersebut akan dikirim ke salah satu pabrik di Petrokimia Gresik, sehingga dapat menghasilkan green ammonia," tutur Dwi.

Dalam kerja sama tersebut, Pupuk Indonesia bersama PLN dan ACWA Power akan membentuk sebuah perusahaan Joint-Venture (JV).

Perusahaan patungan ini akan menjalankan proyek, termasuk pemilihan kontraktor Engineering, Procurement & Construction (EPC) hingga penjualan green ammonia untuk pasar domestik maupun mancanegara.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com