JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bogor sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, stunting adalah masalah kompleks.
"Kalau kita bicara stunting itu bukan single problem, jadi ini multiple problems yang harus kita pecahkan bersama," katanya dalam acara Stunting Summit di Saung Dolken, Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (6/12/2023).
Salah satu di antaranya adalah masalah kemiskinan di Kota Bogor yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sudah turun menjadi 9,3 persen dari sebelumnya mencapai 10 persen.
"Makanya supaya tidak terjadi stunting, tentu kita pertama mungkin harus memberikan izin usaha kepada pelaku usaha, dari situ ada kemudian penyerapan tenaga kerja, dari penyerapan tenaga kerja ada penambahan kesejahteraan keluarga, kemudian ada konsumsi vitamin makanan tambahan untuk anak-anaknya," lanjut Dedie.
Dia pun berpesan kepada orangtua, bahwa penanganan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu, melainkan juga bapak.
Menurut Dedie, paling penting bagi bapak mencari penghasilan yang baik, kemudian digunakan untuk membelanjakan konsumsi penambah gizi untuk anak.
Baca juga: Waspada, Anemia pada Remaja Putri Bawa Pengaruh Jangka Panjang hingga Jadi Faktor Stunting
"Jadi misalnya yang selama ini konsumsi rokok, kopi sachet dan sebagainya, harusnya juga diprioritaskan untuk yang lebih sensitif atau yang lebih pas untuk kebutuhan anak balita," tegas Dedie.
Sementara stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi yang diterima anak selama 1.000 pertama kehidupannya, yang dimulai sejak dalam kandungan.
WHO mendefinisikan stunting sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak yang berada di bawah standar.
Sedangkan Pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen.
Untuk mendorong tercapainya target tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, berupaya untuk menurunkan angka stunting secara signifikan.
Baca juga: Tangani Stunting, Pemkot Bogor dan P3SI Gelar Program 1 Juta Bayi Unggulan
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bogor Anas S Rasmana menyampaikan, angka stunting Kota Bogor berhasil turun dari 2.363 orang menjadi 1.849 orang.
"2.363, terakhir di hasil penimbangan bayi-balita pada bulan Agustus (2023) itu menjadi 1.849," ucapnya pada kesempatan yang sama.
Keberhasilan tersebut berkat upaya Pemkot Bogor yang langsung turun ke lapangan dan tidak hanya sekadar mengadakan seminar stunting.
"Mudah-mudahan dengan bantuan susu, vitamin, dan sebagainya, terutama untuk ibu hamil, kita bisa zero new stunting," imbuhnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya